Pakar Virologi UGM: Indonesia Jangan Terges-gesa Mengedarkan Vaksin

691

Baca juga: Kisah Stefanie Juergens yang Temukan Belahan Hatinya di Kampus Kedokteran UGM

Dia berharap vaksin ini ketika sudah diimplementasikan ke masyarakat tidak menimbulkan masalah baru.

Dia menegaskan, pemerintah perlu melihat dari sisi imunogesitasnya atau kemampuan vaksin tersebut untuk merangsang antibodi terhadap SARS Cov-2.

Jika dilihat dari uji klinis vaksin tahap 1 dan 2, platform cansino dan inactivated, merupakan platform vaksin yang paling rendah induksi antibodinya dibandingkan dengan platform lainnya seperti ageno milik astrazeneca dan moderna.

“Setelah kami telusuri, vaksin yang paling baik dalam menginduksi antibodi adalah vaksin milik novavax, yang memakai protein subunit vaksin. Sementara, dari segi profil keamanan, vaksin inactivated dan novavax paling baik.”

“Setelah vaksin diuji klinis di tahap 1 dan 2, Indonesia sebaiknya ikut melakukan evaluasi di tahap uji klinis yang terakhir untuk melihat bagaimana data imunogenesitas. Kita melihat dalam populasi yang lebih besar. Namun, sayangnya data uji klinis terakhir belum bisa diakses sampai saat ini,” ungkap alumnus FK-KMK UGM angkatan 2003 itu.

Baca juga: Program Desa Inklusif KAGAMA Kaltim Ingin Atasi Kemiskinan di Desa Karya Jaya, Samboja

Saifudin menerima banyak pertanyaan, terkait adanya potensi Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada vaksin.

Artinya, antibodi yang diinduksi oleh vaksin tersebut justru bersifat patologis, bahkan menyebabkan munculnya penyakit yang lebih parah.

Bila dicermati dari studi-studi sebelumnya, dia melihat memang ada potensi adanya ADE. Dugaan ini juga perlu menjadi perhatian.

Pemerintah dan pihak terkait, kata dia, harus pandai mengkomunikasikan soal kepastian safety dari vaksin yang akan diberikan.

“Kalau kita tergesa-gesa mengedarkan vaksin ke masyarakat sebeum data safety dan efficacy-nya memadai, maka akan sangat sulit bagi kita untuk mengkomunikasikannya ke publik dan masyarakat mungkin akan sulit menerima,” tutur lulusan Erasmus University Rotterdam, Belanda ini.

Baca juga: Melihat Canthelan di Bekasi yang Disulap Teguh WS Jadi Pasar Noceng