Pakar Virologi UGM: Indonesia Jangan Terges-gesa Mengedarkan Vaksin

688
Salah satu cara untuk mengakhiri pandemi Covid-19, kata Saifudin, adalah melakukan pengembangan vaksin. Foto: Ist
Salah satu cara untuk mengakhiri pandemi Covid-19, kata Saifudin, adalah melakukan pengembangan vaksin. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Jumlah kasus positif Covid-19 masih tergolong tinggi di Indonesia, dengan penambahan secara konsisten 4000 orang dalam sehari.

Sampai sekarang ini, jumlah kasus positif telah mencapai lebih dari 30 juta orang.

Data tersebut disampaikan oleh pakar Virologi FK-KMK UGM, M. Saifudin Hakim dari berbagai sumber, dalam acara Kompas Talks, bertajuk Strategi Indonesia: Keluar dari Pandemi, beberapa waktu lalu.

Salah satu cara untuk mengakhiri pandemi Covid-19, kata Saifudin, adalah melakukan pengembangan vaksin.

Saifudin mengungkapkan, beruntungnya pengembangan vaksin kali ini banyak tertolong studi-studi sebelumnya yang berkaitan dengan virus SARS.

Baca juga: Pesan Wakil Sekjend PP KAGAMA kepada Lulusan Baru dalam Mencari Kerja di Era Pandemi

“Dilihat dari sisi profil imunologinya, SARS memiliki target yaitu protein yang ada di permukaan dari SARS tersebut. Respon dunia begitu cepat terhadap wabah ini.”

“Tidak lama setelah ditemukan SARS Cov-2 sebagai penyebab wabah di kota Wuhan, pengembangan vaksin langsung segera dilakukan yang ditunjang dengan teknologu bioinformatik, kultur sel, dan studi-studi sebelumnya tentang SARS Cov-1 dan MERS Cov,” jelasnya.

Mengutip dari berbagai sumber, Saifudin mengatakan, sampai saat ini sudah ada 10 kandidat vaksin yang sudah masuk ke dalam uji klinis vaksin yang terakhir.

Ada pun beberapa vaksin yang diberitakan akan masuk ke Indonesia yakni vaksin yang dibuat oleh sinovac, sinopharm, dan cansino.

Saifudin merasa lega, dengan dibelinya vaksin-vaksin tersebut, pemerintah telah menjamin adanya safety dan efficacy.

Baca juga: Petrus Kasihiw Sabet Penghargaan dalam The Best Indonesian Innovative Figures Awards 2020