Pakar Hidrologi UGM: Banjir Bandang Harus Ditanggulangi, Bukan Diterima sebagai Nasib

411
Dr.-Ing Agus Maryono.(Foto: Tita)
Dr.-Ing Agus Maryono.(Foto: Tita)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Banjir bandang yang kerap melanda Indonesia, sebenarnya dapat ditanggulangi melalui upaya preventif dengan mengenali ciri dan mengetahui akar permasalahan yang ada.

Oleh karena itu, banjir yang terjadi antara 20 sampai 60 menit ini jangan hanya diterima sebagai nasib saja. Hal ini disampaikan oleh Dr.-Ing Agus Maryono (Ki Jogokali), Pakar Hidrologi UGM dalam bincang-bincang mengenai Analisis Penyebab Banjir Bandang dan Upaya Pencegahan Terjadinya Banjir Bandang di Ruang Rapat Humas dan Protokoler UGM, Kamis (24/01/2019).

Agus menyampaikan beberapa cara untuk meminimalisir potensi terjadinya banjir bandang, tetapi ia lebih menekankan pada upaya susur sungai yang mampu menggerakkan masyarakat maupun mahasiswa.

Dengan adanya susur sungai ini, maka masyarakat dapat terus memantau kondisi sungai dan melihat potensi terjadinya banjir.

“Apabila ada pohon yang merintangi sungai, maka masyarakat dapat membersihkannya agar aliran air tetap lancar. Dengan susur sungai, masyarakat juga harus waspada apabila ada tebing yang mau longsor dan berpotensi menyebabkan banjir,” ungkap Agus.

Selain mengetahui tentang potensi banjir melalui susur sungai, masyarakat juga dapat mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut.

Masyarakat dapat lebih memahami teritorialnya, tipologi sungai, serta potensi-potensi lain yang ada, seperti tanaman dan hewan yang unik.

Melihat hal tersebut, tentu saja masyarakat dapat lebih mengembangkan potensinya menjadi wisata. Dengan demikian, mereka dapat selamat dari bahaya banjir, sekaligus mengelola potensi sungai yang ada.

Bahkan, kata Agus, masyarakat juga perlu memperhatikan potensi banjir bandang dari riwayat historis yang disampaikan oleh generasi terdahulu. Jika mereka menyampaikan bahwa sebelumnya pernah ada banjir bandang, maka perlu diwaspadai lagi karena banjir bandang memiliki siklus 12 hingga 60 tahun.

Agus menegaskan, upaya pencegahan banjir juga harus didukung dari pemerintah. Agus menilai bahwa BMKG harus diberi pendanaan lebih banyak agar dapat memberikan early warning system yang lebih kuat dan detail.

“Dengan early warning system tersebut, setidaknya masyarakat memiliki waktu evakuasi lebih cepat, mengingat banjir bandang yang bersifat destruktif dan terjadi sangat cepat,” pungkas Agus.(Tita)