Naik Peringkat, UGM Nomor 74 di Asia

921
Naik Peringkat, UGM Nomor 74 di Asia.(Foto: Humas UGM)
Naik Peringkat, UGM Nomor 74 di Asia.(Foto: Humas UGM)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds (QS) kembali merilis peringkat perguruan tinggi terbaik di tingkat Asia. Dalam pemeringkatan QS World University Ranking: Regional Ranking Asia 2019 tersebut Universitas Gadjah Mada (UGM) naik peringkat dari urutan 85 menjadi 74.

“Alhamdulillah peringkat UGM di QS Asia University Ranking Asia 2019 naik dari peringkat 85 ke peringkat 74,” kata Rektor UGM Prof.Ir.Panut Mulyono, M.Eng.,D.Eng., Jum’at (26/10/2018) di Kampus UGM.

Panut menyampaikan selama empat tahun berturut-turut, sejak tahun 2016 hingga 2019, peringkat UGM terus meningkat dari ranking 137 menjadi 74 besar di Asia. Peningkatan peringkat tersebut menunjukkan perbaikan dan kemajuan di berbagai bidang di UGM setiap tahunnya.

Hal tersebut, kata Panut, dicapai dari hasil kerja keras dan kekompakan semua warga UGM bekerjasama dengan alumni dan para mitra.

“UGM akan terus meningkatkan kepemimpinan dan kontribusinya untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,”jelasnya.

Sementara Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Prof.Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A. menjelaskan bahwa dalam pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan QS berdasarkan pada 11 indikator. Indikator yang digunakan pada penilaian antara lain reputasi akademik, reputasi alumni di dunia kerja, rasio dosen dan mahasiswa, jumlah sitasi pada setiap publikasi ilmiah, jumlah publikasi ilmiah, jumlah pertukaran mahasiswa, jumlah dosen asing, jumlah dosen bergelar doktor, serta jejaring riset internasional.

Berdasar data QS tersebut, UGM mengalami peningkatan performa dalam beberapa indikator. UGM unggul pada indikator reputasi akademik dengan menduduki urutan 1 di Indonesia dan 43 di Asia.

“Hal ini menandakan bahwa reputasi UGM  semakin dikenal di dunia akademik dan industri,” tutur Indra.

Berdasarkan hasil yang dirilis QS, UGM mengalami peningkatan tidak hanya pada reputasi akademik saja, tetapi juga pada reputasi lulusan di dunia kerja, jejaring riset internasional, pemanfaatan dosen asing, kesesuaian rasio dosen dan mahasiswa, serta jumlah mahasiswa exchange internasional baik dari UGM maupun ke UGM. (Humas UGM/Ika:foto;Firsto)