Musisi Jebolan UGM: Masa Pandemi Jadi Momen Reflektif bagi Pekerja Kreatif

431

Baca juga: Benarkah Kebun Sawit Penyebab Kerusakan Hutan Dunia?

Selain bertahan hidup dengan berbagai sumber penghasilan yang ada, di saat yang sama Paksi juga memanfaatkan bakat kreatifnya sebagai pengusaha di bidang manufaktur untuk membantu sesama.

Pemimpin Redaksi Tabloid Bahasa Jawa, Jawacana itu, bersama kawan-kawannya membentuk gerakan Majelis Maujahitan.

Gerakan ini secara sukarela menjahit APD berupa baju hazmat untuk dibagikan secara gratis kepada tenaga medis yang membutuhkan.

“Bergerak tanpa menunggu yang lain, merupakan salah satu tanggung jawab dari profesi kita. Mungkin ini bentuk tanggung jawab kita (pekerja kreatif) untuk membantu masyarakat sekitar.”

“Bisa dikatakan ini menjadi salah satu atitude-nya pekerja seni dalam menghadapi tantangan,” ujar pria yang juga berkarya sebagai komposer dan sastrawan ini.

Baca juga: Ketua KAFEGAMA Ungkap 5 Langkah Penting Atasi Dampak Covid-19 di Dunia Usaha dan Perbankan

Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, kata Paksi, semua pekerja kreatif harus mencari siasat-siasat baru.

Mencari strategi bertahan hidup dengan mengikuti situasi dan media yang ada.

Menurut vokalis kelompok macapat modern, Mantradisi itu, kepekaan merupakan kunci penting pekerja kreatif menemukan siasat tersebut.

“Sebenarnya situasi sekarang adalah momen reflektif bagi kita. Jika biasanya seorang pekerja seni mencari penghasilan di atas panggung dan kini mendadak jadi Youtuber, ya barangkali mereka punya bakat ke arah sana.”

“Peka dan mau beradaptasi itu penting, agar kita tidak jatuh terdorong situasi,” pungkas Ketua Panitia Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 ini. (Kn/-Th)

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Gagas Produk Sambal Bahari Khas Balikpapan