KAGAMA.CO, JAKARTA – Tantangan geografis Indonesia perlu disikapi dengan mengarusutamakan tata kelola bentang lahan (TKBL) atau landscape governance.
Yakni suatu pendekatan terpadu yang sesuai dengan prinsip integrasi dan keberlanjutan dalam tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs).
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia (IGI), Dr. Muhammad Dimyati, M.Si., dalam acara pengukuhan Pengurus Pusat Ikatan Geograf Indonesia (IGI) masa bakti 2020-2022, pada Sabtu (13/2/2021) secara daring.
Dimyati merupakan Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Pengembangan Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada 2014-2019.
Setelah itu, pria kelahiran Solo, 17 Desember 1959 itu bertugas sebagai Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Baca juga: KAGAMA Sulbar Gotong Royong Galang Donasi untuk Korban Gempa Bumi di Mamuju dan Majene
Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.
Menteri Nurbaya merupakan salah satu anggota Dewan Pengarah Ikatan Geograf Indonesia.
Dalam keterangannya, Dimyati mengatakan bahwa para Geograf se-Indonesia siap membantu pemerintah, baik pusat maupun daerah.
“Serta pelaku ekonomi yang membutuhkan bantuan teknis maupun masukan pemikiran untuk memperkuat tata kelola bentang lahan (TKBL) di Indonesia,” jelasnya alumnus Fakultas Geografi UGM angkatan 1977 ini.
Menurut Dimyati, bentang alam Indonesia yang memiliki variasi geologi, mineralogi, geomorfologi, tanah, hidrologi, klimatologi, flora dan fauna.
Baca juga: KAGAMA Sulbar Salurkan Bantuan Logistik Senilai Rp150 Juta kepada Korban Gempa Mamuju