Model Perjuangan Masa Kini Menurut Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan

1071

Baca juga: KAGAMA Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pardasuka, Lampung

Kubu Raya pun menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang menerapkan sistem ini dan menjadi contoh buat kabupaten lainnya.

Bahkan, mulai 2021 sistem keuangan desa di Kubu Raya sudah online. Hal ini membuat lalu lintas keuangan semakin transparan dan mengurangi penyalahgunaan Dana Desa.

Perjuangan Bupati Muda tidak berhenti di situ. Dalam masa pandemi, pria yang berulang tahun tiap 17 Agustus ini mencetuskan Gerakan Setengah Miliar Masker.

Masker-masker itu pun diproduksi langsung oleh emak-emak di Kubu Raya.

Program ini mendorong koperasi yang ada di desa dan kecamatan untuk memproduksi masker kain sejak Maret 2020.

Maka tak heran jika pada semester dua 2020 Kubu Raya masih mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 1,16 persen.

Berbagai inovasi yang dibikin untuk Kubu Raya membuat Bupati Muda meraih penghargaan dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2020.

Foto keluarga saat berkunjung ke Bali, di kampung Puri Kendran Ubud, kampung halaman I Dewa Nyoman Oka. Tampak dalam foto antara lain Mbah putri Hj. Soegiharto Oka (paling depan), ayah Bupati Muda Prof. H. Mahmud Akil, SH (atas berkumis) bersama istri di sebelahnya. Foto: Muda
Foto keluarga saat berkunjung ke Bali, di kampung Puri Kendran Ubud, kampung halaman I Dewa Nyoman Oka. Tampak dalam foto antara lain Mbah putri Hj. Soegiharto Oka (paling depan), ayah Bupati Muda Prof. H. Mahmud Akil, SH (atas berkumis) bersama istri di sebelahnya. Foto: Muda

Baca juga: Produk Merchandise Kafegama DIY Diluncurkan, Hasil Penjualan untuk Kegiatan Sosial

Ajang itu digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri RI pada 17 Desember 2020.

Seluruh upaya yang dilakukan Bupati Muda dan jajaran Pemda Kubu Raya adalah wujud dari perjuangan masa kini.

Sebagaimana UGM yang berjuang untuk memerangi Covid-19 dengan menciptakan alat pendeteksi virus SARS-CoV-2 bernama GeNose.

Karena itu, dia pun mengaku tak puas jika hanya memesan GeNose melalui telefon.

Meskipun dalam kondisi pandemi, Bupati Muda nekat berkunjung dan menyaksikan langsung proses produksi GeNose di almamaternya.

Hal tersebut, kata dia, semata-mata untuk menyampaikan apresiasi dan rasa bangga luar biasa sebagai alumni .

“GeNose ini selain buatan anak negeri, yang pasti nggak akan mendefisitkan Indonesia karena sangat murah. Selain itu juga ini merupakan bentuk dedikasi dan totalitas dari UGM kepada bangsa untuk mengejar solusi.”

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

“GeNose meringankan beban rakyat dan pemerintah untuk deteksi Covid yang lebih simpel, murah, mudah cepat dan nyaman.”

“Saya melihat dengan jelas disini semangatnya tim UGM nggak berorientasi bisnis, kejar keuntungan tapi pengabdian luar biasa bagi negri. Ini yg bikin saya merasa harus langsung spontan pergi sambangi kesana.”

Semangat pengabdian dari leluhur dan terutama yang dicontohkan oleh UGM tersebut semakin melecut Bupati Muda untuk berjuang demi kepentingan rakyat banyak.

“Saya begini juga, saya yakin semua irisannya, energinya itu sudah membuat saya tertanam bahwa ini harus berjuang untuk rakyat banyak,” tutur Bupati Muda.

“Tapi modelnya beda, kalau dulu melawan penjajah dengan senjata. Tapi kita sekarang dengan pikiran, gagasan, tekad, tindakan-tindakan, perilaku, karakter yang unggul.”

“Itu yang kita dorong,” pungkas putra dari Rektor keenam Universitas Tanjungpura, Prof. Mahmud Akil. (Th)

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan