Midreuni Fakultas Pertanian Angkatan 72, Sebuah Perjalanan yang Bikin Susah Move On

571

Baca juga: Lewat Gerakan #GiziUntukMedis, KAGAMA Muda Sediakan Bantuan Makanan Bagi Tenaga Medis di Tabanan

Seru-seruan hari itu ditutup dengan menikmati jagung bakar dan blusukan ke Museum Volkano Merapi.

Perjalanan dilanjutkan pada Minggu (26/1/2020) dengan menyantap Mi Ongklok di Wonosobo.

Kemudian, mereka bergegas menuju Perkebunan Teh Tambi di lereng Gunung Sindoro.

Lalu, kala bersantai di sebuah rest area antara Sindoro dan Sumbing, sajian tarian lokal menyegarkan mata rombongan berbaju biru.

Agenda pun mencapai klimaks saat mereka kembali ke Magelang guna melangsungkan farewell party.

Kata Bambang, tempat-tempat yang dikunjungi kali ini berhasil membuat teman-temannya susah move-on.

Ice Breaking. Foto: Ist
Ice Breaking. Foto: Ist
Akhirnya, “farewel party” di Magelang. Foto: Ist
Akhirnya, “farewel party” di Magelang. Foto: Ist

Baca juga: KBRI Beijing Perkuat Pengetahuan Tenaga Medis Covid-19 Indonesia via Seminar bersama Pakar Tiongkok

Namun, barangkali itu yang menjadi harapan pria kelahiran 23 Mei 1952 tersebut. Baginya, reuni perlu diadakan sesering mungkin.

Alasannya, ingatan bahagia tidak pernah habis meski waktu bakal berakhir. Ingatan yang diciptakan bersama teman-teman pun tak akan memudar.

Bambang menyadari, setiap kenangan tentang persahabatan yang dibagikan adalah harta.

Kendati itu adalah waktu yang singkat, rasanya bak sinar matahari dan kehangatan dalam hidup. Juga seperti hujan yang menyegarkan bumi.

“Kenangan adalah harta yang kita simpan jauh di dalam gudang jiwa, untuk menjaga hati kita tetap hangat saat kita kesepian,” pungkas pensiunan Kepala Dinas Pemkab Kendal ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Islam Pernah Dipertimbangkan sebagai Agama Negara di Rusia