Menyantap Kuliner Tradisional dengan Suasana Alam di Warung Kebon Kalasan

2180

Baca juga: Soal Vaksin Corona, Begini Kata Pakar UGM

Ada lagi grontol jagung, salah satu jajanan tradisional yang katanya sudah jarang ditemui.

Jagung dalam grontol jagung harus melalui proses perebusan yang cukup lama.

Setelah ditiriskan, parutan jagung disajikan dengan dengan parutan kelapa di atasnya.

Salah satu konsumen, Lia, mengaku nyaman ngobrol dengan kawannya sambil makan di Warung Kebon Kalasan.

Dirinya mendapatkan informasi tempat kuliner ini dari media sosial, “Sebetulnya menu yang ditawarkan masih biasa, tetapi rasanya enak,” ujar karyawan swasta itu.

Selain suasana alam, warung makan yang sudah berdiri sejak 2014 ini menghadirkan aneka menu tradisional yang tidak banyak ditemui di pasar atau tempat-tempat kuliner lain. Foto: Annissa Saputri/Travelingyuk
Selain suasana alam, warung makan yang sudah berdiri sejak 2014 ini menghadirkan aneka menu tradisional yang tidak banyak ditemui di pasar atau tempat-tempat kuliner lain. Foto: Annissa Saputri/Travelingyuk

Baca juga: Pandemi Covid-19 Munculkan Persoalan Limbah Medis

Kemudian pengunjung lain, senada dengan Lia, Adi merasa nyaman menikmati hidangan tradisional di sini, ”Jauh dari pusat kota, jadi nggak berisik,” pungkasnya.

Pemilik Warung Kebon Kalasan, Erni Murtiningsih, melihat orang sudah biasa menyambangi tempat kuliner di pusat-pusat perbelanjaan.

Untuk itu, dia mencoba membangun warung makan dengan suasana berbeda, yakni bernuansa alam.

Terkait menu makanan, secara pribadi Erni memang tidak menyukai makanan dengan penyedap dan pemanis buatan, sehingga menu makanan yang ditawarkan di warungnya benar-benar alami.

Beberapa makanan tradisional, kata Erni, sudah jarang ditemui dan bilamana ada di pasar, orang biasanya malas membeli.

Baca juga: Adopsi Gerakan Canthelan, KAGAMA Sulbar Galang Solidaritas di Masa Pandemi