Menyambut Ranking Dunia UGM, UGM Membangun Peradaban Bangsa dan Dunia

792

Baca juga: Mikrobiologi Pertanian UGM Punya Prospek Kerja Luas

b. Hymne Gadjah Mada

Menurut saya, Hymne Gadjah Mada adalah sebuah kekuatan, keterkaitan emosi, dan membangun kecintaan baik untuk mahasiswa maupun alumni UGM. Lirik di dalamnya mengakomodir keberadaan mahasiswa dan alumni sehingga selalu terikat secara emosional.

Hymne Gadjah Mada mempunyai romantisme bagaimana the founding fathers UGM berjuang dengan segala keterbatasan untuk mewujudkan berdirinya UGM, Lewat hymne tersebut mendorong civitas UGM untuk mencintai bangsanya dan berbuat yang terbaik demi kemaslahatannya.

c. Pewaris Kejayaan Kerajaan Majapahit

Sangatlah tepat saat para pendiri negara (the founding father) memilih nama Gadjah Mada sebagai nama bagi universitas nasional pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949. Gadjah Mada adalah tokoh yang memimpin kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.

Keberadaan UGM, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, serta kejayaan Kerajaan Majapahit, mempunyai hubungan yang sangat erat. Keraton Ngayogyakarta merupakan penerus Majapahit sekaligus menjadi pusat kebudayaan Jawa, sedangkan UGM juga berfungsi sebagai Universitas Pusat kebudayaan sehingga sinergi keduanya bersifat harmoni dan saling menguatkan. Bahkan Raja Jogja sendiri merupakan alumni UGM, hubungan ini menjadikan UGM semakin istimewa. Dilihat dari bentuk logo pun, terdapat benang merah antara logo UGM dengan Majapahit

d. UGM dan ASEAN

Kejayaan Majapahit dengan maha patih gadjah Mada yang wilayah kekuasaannya hampir meliputi wilayah Asia Tenggara sesungguhnya mempunyai benang merah dengan prestasi UGM yang saat ini menduduki peringkat ke-3 di ASEAN. Cita-cita UGM untuk menjadi yang terbaik di ASEAN seiring dengan cita-cita Gadjah Mada untuk menaklukan Nusantara (ASEAN). Dengan kekayaan dan keunikan UGM, saya yakin target UGM menjadi kampus terbaik di ASEAN dapat tercapai, karena Indonesia memiliki luas/populasi sebesar hampir separuh (40%), yang berarti akan menjadi modal kuat untuk mencapainya.

Baca juga: Ganjar Pranowo Resmikan Nusantara Beryoga Bersama KAGAMA

e. Khasanah Keragaman Keilmuan UGM

Dibandingkan berbagai perguruan tinggi (PT) di Indonesia, UGM merupakan PT yang paling komprehensif dalam hal khasanah keilmuan. UGM memiliki 18 fakultas, 265 program studi (65 prodi internasional), 125 departemen, 111 joint degree/double degree, 23 pusat riset, dan 2 sekolah, menjadikan UGM sebagai kampus yang paling lengkap ditunjang oleh SDM dan sarana serta fasilitas yang unggul, membuat UGM mempunyai peluang bukan hanya menjadi terbaik di Indonesia, selanjutnya di ASEAN, Asia, bahkan masuk dalam jajaran elit dunia.

f. Local Genius & Wisdom UGM

Keunikan UGM misalnya adanya Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Pusat Studi Pancasila, Pusat Studi Ekonomi kerakyatan, Pengembangan Kedokteran Tropis, Manajemen Kebencanaan, Bidang studi Filsafat Wayang,,pengembangan anggrek lokal, nilai ke-UGM-an, adalah beberapa contoh kecil dari local genius dan wisdom yang dimiliki UGM. UGM perlu terus mengembangkan produk asli bangsa dan menjadikannya sebagai pusat unggulan. Bahkan, dengan keunikan tersebut UGM akan menjadi pusat rujukan dunia yang tidak dimiliki oleh kampus lainnya.

Geografis Indonesia yang dikelilingi gunung berapi dan rawan gempa sehingga menimbulkan berbagai bencana alam, adalah hal menarik yang dapat diangkat sebagai program studi kebencanaan mengingat banyak dan bervariasinya kasus bencana. Contoh lain pengendalian malaria dan demam berdarah yang berhasil ditangani dengan baik oleh FKKM UGM, akan menjadikannya sebagai pusat rujukan dunia penyakit tropis. Kontribusi UGM dengan local genius dan wisdom yang dimiliki akan mendorong kontribusi UGM bagi peradaban Indonesia dan dunia.

Tantangan UGM

Upaya UGM untuk selalu meningkatkan kualitas tentu akan melalui berbagai tantangan dan rintangan. Menjadikan lingkungan kampus yang nyaman dan kondusif, penyediaan Gedung perkuliahan dan laboratorium yang memenuhi standar, sumber ajar baik dosen maupun buku/jurnal yang memuaskan, dana riset, dana pengembangan, merupakan contoh hal-hal yang sebaiknya dipenuhi oleh UGM. Pengelolaan good governance UGM mutlak diperlukan sebagai tata Kelola kampus yang baik.

Pendanaan UGM

Dalam menuju kampus terbaik di ASEAN, Asia, dan Insya Allah masuk jajaran elit kampus dunia, UGM memerlukan dukungan pendanaan yang memadai dari berbagai pihak utamanya pemerintah, termasuk dukungan dari Lembaga Dana Pengelola Pendidikan (LPDP). Pada pemberian beasiswa LPDP yang banyak mengirimkan mahasiswa Indonesia ke luar negeri misalnya, saya melihat cara seperti itu kurang efektif dan menghabiskan uang negara. Terlebih apabila bidang studi yang dipilih masuk dalam rumpun sosio-humaniora, yang sebenarnya bisa dipelajari di Indonesia. Alternatif lainya adalah mendatangkan pakarnya/profesor sehingga lebih banyak mahasiswa yang bisa belajar. Bahkan bidang studi sosio-humaniora UGM mendapatkan predikat terbaik di Indonesia versi pemeringkatan QS World University by Subject 2020.

Keenam bidang studi tersebut menempati peringkat satu di Indonesia adalah Arts & Humanities, Geography, Business & Management Studies, Development Studies, Law, serta Sociology. Selain itu, UGM juga masuk ke dalam jajaran 100 besar dunia untuk bidang Development Studies, serta 200 besar pada bidang Agriculture & Forestry, Modern Languages, Geography, dan Sociology. Fakta ini menunjukkan bahwa pegembangan ilmu sosio-humaniora telah cukup sukses di UGM dan sebaiknya dijadikan unggulan oleh LPDP.

Oleh karena itu, kebijakan pengambilan bidang studi dalam LPDP harus dievaluasi dan sebaiknya diarahkan pada bidang teknologi atau ilmu eksakta yang di Indonesia belum mampu melakukannya seperti pada bidang aerospace, kesatelitan, roket, yang bersifat teknologi tinggi dan belum banyak PT yang mampu mendirikan dan mengembangkannya.

Alangkah baiknya bila dana LPDP direformasi dengan mengalokasikan untuk pengembangan universitas yang memiliki reputasi dunia seperti yang telah dicapai UGM. Hal ini sebaiknya disertai perubahan cara pandang yang sangat membanggakan lulusan luar negeri yang belum tentu kampus tersebut punya reputasi global. Sebaiknya kita tidak terlalu silau dengan berbagai hal yang berbau luar negeri, sementara sesungguhnya di dalam negeri kita telah mempunyai kampus yang berkelas dunia.

Kampus seperti UGM selayaknya didukung dan didorong untuk terus maju sejajar atau bahkan mengungguli kampus di negara maju. Bahkan UGM seharusnya direkomendasikan bagi penerima beasiswa LDPD yang mengambil bidang sosio-humaiora untuk melanjutkan program master dan doktoralnya disana.

Baca juga: Prodi Biologi UGM Jadi yang Nomor 1 di Indonesia