Menperin Ajak Generasi Muda Tangkap Peluang Era Ekonomi Digital

268

Pusat Unggulan

Di sela kunjungan kerjanya di Yogyakarta, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengunjungi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) serta Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP). Menperin berharap kedua balai besar di lingkungan Kementerian Perindustrian ini mampu menjadi pusat unggulan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan sektor industri di Kota Gudeg tersebut.

“Oleh karena itu, agar menjadi center of excellence, diperlukan langkah revitalisasi untuk memperbarui segala peralatan dan teknologinya sehingga dapat mengikuti permintaan pasar saat ini,” tuturnya. Misalnya, alat uji untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar (kanan) dan Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Isananto Winursito di Yogyakarta [Foto ISTIMEWA]
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar (kanan) dan Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Isananto Winursito di Yogyakarta [Foto ISTIMEWA]
“Alat pengujian ini diharapkan dapat mendukung pula kebutuhan para pelaku industri kecil menengah (IKM) yang ingin mendapatkan SNI,” kata Menperin. Terlebih lagi, di Yogyakarta, IKM batik merupakan salah satu sektor yang masih berpotensi tumbuh dan berkembang. “Dengan batik ber-SNI, produknya bisa lebih berdaya saing di tingkat global,” imbuhnya.

BBKB telah mengeluarkan batik mark untuk IKM yang memenuhi syarat, berupa label yang disematkan di produk untuk menjamin kualitas. Sertifikat batik mark tersebut berlaku selama tiga tahun setelah dikeluarkan dan IKM akan dievaluasi kembali untuk menjamin mutu produknya.

Dengan pelaku IKM mengajukan label batik mark, proses untuk menuju sertifikasi SNI batik lebih mudah karena telah memenuhi beberapa persyaratan, seperti memiliki merk dan izin industri. Setiap pelaku IKM batik dapat memiliki lebih dari satu sertifikat SNI, misalnya masing-masing satu sertifikat untuk batik tulis, cap dan kombinasi buatan mereka.

“Kami juga mendorong agar para pelaku IKM batik nasional untuk mengembangkan batik tulis atau batik peawarna alam sehingga produk batik IKM kita dapat naik kelas. Apalagi, proses pengembangan pewarnaan alam saat ini sudah go green, sehingga kita mempunyai nilai jual lebih,” paparnya. Selain itu, pelaku IKM batik juga perlu berinovasi dengan desain dan proses pembuatan batik.