Menjaga Imaji Affandi, Tentang Kemanusiaan dan Keindonesiaan

1149

Baca juga: Frankie Handoyo Butuh Waktu 9 Tahun Buru 410 Spesies Anggrek Indonesia

Selain itu, di bab ini dijelaskan pula bagaimana bisa seorang Affandi yang mencintai setengah mati sang istri, Maryati, kembali menikah dengan perempuan Klaten, Rubiyem.

Pada bab dua, Affandi dan Budaya Jawa, Gus Nas mencoba menyibak kepribadian Affandi yang sarat tradisi Jawa, meskipun sang pelukis merupakan Sunda tulen.

Ada juga cerita  bahasan tentang alasan Affandi, yang lahir di Cirebon, menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk tinggal di Jogja.

Padahal, Gubernur Ali Sadikin mengajaknya untuk pindah ke Jakarta dengan iming-iming dibuatkan museum kelas dunia.

Beranjak ke bab ketiga, Affandi dan Imaji Perjuangan Kemerdekaan, dikisahkan soal heroisme Affandi untuk negeri lewat pesan-pesan yang dia suarakan lewat lukisan.

Pada masa sebelum Indonesia merdeka Affandi ternyata telah bersahabat dengan Presiden Ir. Soekarno.

Begitu pula pujangga legendaris Chairil Anwar, yang menghadiahkan sajak Kepada Pelukis Affandi.

Baca juga: Almarhum Prof. Ginus Partadiredja Dikenal Tegar dan Dekat dengan Mahasiswa

Memasuki bab keempat, Affandi dan Imaji Dunia, kisah-kisah penggalian jati diri diulas, yakni Affandi melalang buana mulai dari India hingga berbagai belahan Eropa.

Saat singgah di Italia, Affandi menemukan teknik plototan yang kemudian dia teruskan hingga pulang ke Indonesia.

Terdapat pula kisah menarik saat Affandi diundang Raja Arab Saudi King Fahd, untuk berhaji pada 1977.

Pada bab kelima, alias yang terakhir, Affandi dan Re-Imaji Tiada Henti, Gus Nas membahas peninggalan Affandi yang dapat dijaga dan direfleksikan untuk generasi selanjutnya.

Saat ditemui KAGAMA beberapa waktu lalu, Gus Nas menjelaskan alasannya menulis buku ini adalah kepedulian terhadap Affandi.

Di mata penyair ini, Affandi telah mengharumkan nama Indonesia, bahkan sejak negeri ini belum merdeka.

Karena itu, katanya, Affandi, harus diberikan kehormatan tertinggi.

Baca juga: Apa Peran Indonesia dalam Konflik AS-Iran?

Lelaki kelahiran 1965 ini menerangkan bahwa atap-atap di Galeri 1 Museum Affandi mengalami kerusakan parah.

Oleh sebab itu, dia tidak ingin warisan fisik karya sang maestro tidak dapat lagi dinikmati karena rusak terkena hujan.

Alhasil, dia mengajukan proposal pengajuan dana ke Kemendikbud RI agar Museum Affandi dapat direnovasi.

Program renovasi dan revitalisasi Museum Affandi pun sukses dilakukan pada akhir 2019 yang melibatkan pula Wanagama UGM.

Selain itu, melalui buku Menjaga Imaji Affandi, Gus Nas ingin agar pihak Museum Affandi memiliki dana abadi untuk kepentingan operasional.

Dia menjelaskan, seperempat penjualan buku ini dialokasikan pada Museum Affandi.

Seperempat kedua untuk penerbit, seperempat ketiga untuk dana cetak ulang, dan seperempat yang terakhir untuk honorarium dirinya.

Hanya saja, buku ini tidak diperjualbelikan secara komersial, tetapi secara fund-raising.

Menurut rencana, dalam beberapa waktu ke depan, buku Menjaga Imaji Affandi akan di-launching di Jakarta, Magelang, dan Jogja dengan menggandeng Duta Museum Olivia Zalianty. (Tsalis)

Baca juga: Saptuari Cari Rezeki di Jalan Allah dan Siarkan Kebaikan dalam Bisnisnya