Menikmati Kolaborasi Musik Gamelan dan Masa Kini ROAR GAMA 4.0

662

Baca juga: Bambang Hudayana Kembangkan Departemen Antropologi Sejak Mahasiswa

Sementara Letto, ibarat balada dan sebagai manusia yang sudah tenteram.

Lalu OM New Pallapa sebagai penutup, yang ibaratnya memberi kesimpulan bahwa hidup hanya untuk perayaan, karena empat tahap kehidupan sebelumnya sudah dilewati.

“Di tengah-tengah lima band ini, juga disusupkan komposisi musik yang diciptakan khusus ROAR GAMA 4.0 oleh komposer muda gamelan yakni, Sudaryanto, Welly Hendratmoko, M.Sn., dan Anon Suneko, M.Sn,” ungkapnya.

Hal tersebut dilakukan, karena ROAR GAMA 4.0 juga ingin mengakomodasi musisi-musisi gamelan yang inovatif.

Terkait tata panggung, Ari Wulu menerangkan pagelaran ini menggunakan tiga set gamelan yang digabung menjadi satu, terdiri dari 2 set gamelan pentatonis (pelog-slendro) dan 1 set gamelan diatonis (mayor-minor).

Ide tersebut berangkat dari gagasan orkestrasi barat, seperti susunan ensamble gesek, string, percussion, dan tiup.

Gamelan disusun seperti demikian penempatannya.

ROAR GAMA 4.0. Foto: istimewa
ROAR GAMA 4.0. Foto: istimewa

Baca juga: Paduan Suara Mahasiswa UGM Sabet Dua Penghargaan Internasional

“Kenapa seperti itu, karena ROAR GAMA 4.0 ini tawaran. Bagaimana kalau kita membentuk tatanan baru, mungkin gagasan baru juga. Meski ini pernah dilakukan barangkali sekitar tahun 80-an atau 90-an,” ujarnya.

Sedangkan artistiknya sangat bernuansa anak muda.

Secara umum mirip dengan festival-festival musik lainnya.

Gamelan bisa melebur dengan kehidupan anak muda.

Menurut Ari Wulu, kebetulan dua tahun ini banyak sekali musik anak muda yang mengakomodasi bunyi-bunyian nusantara.

Dikatakan olehnya, anak muda hari ini lebih menyadari peranan nusantara bagi dirinya.

Mereka mulai punya keyakinan akan kediriannya.

Baca juga: Kagama Pemalang Kirim 35 Ribu Liter Air Bersih untuk Atasi Kemarau Panjang