Menhub Gembira, Pertumbuhan Penumpang Pesawat Udara Melebihi Prediksi

61

JAKARTA, KAGAMA – Jumlah penumpang angkutan Lebaran di sejumlah bandar udara (bandara) mengalami kenaikan siginifikan. Kenaikan jumlah penumpang itu diperkirakan melebihi dari yang diprediksi sebelumnya, yaitu 9 persen.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan hal itu usai meninjau terminal penumpang di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (24/6/2017) siang. Terjadinya pertumbuhan penumpang di beberapa bandara itu membuat Menhub Budi Karya senang. “Saya gembira di udara pertumbuhan (penumpang) sesuai dengan prediksi kita, yaitu sembilan persen. Bahkan, lebih tinggi,” ungkapnya.

Menhub Budi Karya Sumadi tengah meninjau bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (Foto ISTIMEWA)
Menhub Budi Karya Sumadi tengah meninjau bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (Foto ISTIMEWA)

Menhub menjelaskan terlihatnya lonjakan jumlah penumpang hampir dua kali lipat dibanding pada masa angkutan lebaran 2016, misalnya yang terjadi di bandara Solo, Jawa Tengah. Sedangkan pertumbuhan penumpang di bandara Pontianak mencapai 35 persen. Kenaikan jumlah penumpang juga terlihat di bandara Pekanbaru, Palembang, Halim Perdana Kusuma, dan Ujung Pandang.

Selama meninjau kondisi di beberapa bandara, Menhub menyaksikan terjadinya pertumbuhan penumpang pesawat udara secara signifikan (Foto ISTIMEWA)
Selama meninjau kondisi di beberapa bandara, Menhub menyaksikan terjadinya pertumbuhan penumpang pesawat udara secara signifikan (Foto ISTIMEWA)

Menurut Budi Karya Sumadi, angkutan udara saat ini bisa menjadi moda angkutan alternatif pilihan dengan fasilitasnya sudah maksimal dibanding moda angkutan lain.

Menhub Budi Karya Sumadi mengaku gembira melihat lonjakan jumlah penumpang pesawat udara di beberapa bandara yang telah dikunjunginya (Foto ISTIMEWA)
Menhub Budi Karya Sumadi mengaku gembira melihat lonjakan jumlah penumpang pesawat udara di beberapa bandara yang telah dikunjunginya (Foto ISTIMEWA)

Sementara itu, pihak Kemenhub juga telah mengantisipasi keterlambatan penerbangan, yakni dengan menambah waktu operasional sejumlah bandara menjadi 24 jam selama masa angkutan Lebaran. Selain untuk mengantisipasi delay, penambahan jam operasi bandara dilakukan guna menambah kapasitas penumpang angkutan udara.

Angkutan udara saat ini, menurut Menhub Budi Karya, bisa menjadi moda angkutan alternatif pilihan dengan fasilitasnya sudah maksimal dibanding moda angkutan lain (Foto ISTIMEWA)
Angkutan udara saat ini, menurut Menhub Budi Karya, bisa menjadi moda angkutan alternatif pilihan dengan fasilitasnya sudah maksimal dibanding moda angkutan lain (Foto ISTIMEWA)

“Kalaupun ada delay, kita sudah lakukan suatu manajemen membuka landasan, airport 24 jam. Berarti,  mereka (maskapai) boleh mengajukan slot baru dalam tanda petik ‘boleh terlambat’ sehingga rotasi-rotasi mereka (pesawat) itu, penumpang itu tetap terjamin,” ujarnya.

Usai meninjau bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Menhub Budi Karya melanjutkan kegiatan meninjau kawasan rawan macet di Nagreg, Jawa Barat (Foto ISTIMEWA)
Usai meninjau bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Menhub Budi Karya melanjutkan kegiatan meninjau kawasan rawan macet di Nagreg, Jawa Barat (Foto ISTIMEWA)

Setelah mengunjungi bandara, Menhub Budi Karya melanjutkan meninjau kawasan Nagreg, Jawa Barat. Upaya tersebut dilakukan guna melihat beberapa titik di kawasan yang terkenal sebagai kawasan macet, khususnya pada musim mudik Lebaran.

“Hari ini (Sabtu, 24/6/2017) saya ke Nagreg karena informasinya ada daerah yang movement kendaraannya lambat. Saya  mengajak Kabalitbang Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Kita akan teliti apakah nantinya akan dibuat jalan tol atau apa karena Nagreg fenomenal dengan macet. Kita ingin status itu berubah,” pungkasnya. [rts]