Mengenang Prof. Hermien Kusmayati, Pengkaji Sastra dan Koreografer Alumnus UGM yang Keibuan

677

Baca juga: Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang Jadi Politikus Bandel di Masa Muda

“Almarhumah sangat santun dalam memberikan usulan di PP DIY. Di samping itu, juga sangat memperhatian perkembangan kesenian daerah,” tutur Sutaryo.

Cerita kenangan juga datang dari Kabag Pelayanan dan Umum Paniradya Keistimewaan Pemda DIY, Aryanti Luhur Tri Setyani, SH.

Dia bercerita, almarhumah dikenal sebagai orang yang rendah hati dan sederhana, serta selalu bertutur kata dengan halus.

“Pemikiran beliau sebagai anggota PP DIY sangat membumi dan sangat memperhatikan nasib ‘wong cilik’,” ungkapnya.

Almarhum juga dikenal sangat egaliter, sebagaimana yang dikatakan oleh Tenaga Ahli PP DIY, Dr. Y. Sri Susilo.

Baca juga: Wakil Bupati Banyumas Alumnus UGM Siapkan Fasilitas Karantina Warga yang Terlanjur Mudik

Hal tersebut, kata Susilo, tampak dari sikapnya yang tidak pernah sungkan meminta pendapat kepada rekan-rekannya yang lebih muda, meskipun dirinya adalah seorang Guru Besar.

Hermien meninggal dunia di usianya yang ke 68 tahun. Almarhumah dimakamkan di Makam Seniman Budayawan, Girisapto, Imogiri, Bantul, DIY, pada (03/05/2020).

Selain menjadi anggota PP DIY, almarhumah semasa hidup mengabdikan dirinya sebagai Rektor ISI Yogyakarta pada 2010-2014.

Untuk diketahui, Hermien semasa hidup dikenal sebagai koreografer (pencipta tari) dan pengkaji sastra.

Almarhum kemudian berhasil mengkolaborasikan dua kemampuannya sebagai koreografer dan pengkaji sastra. Terbukti Hermien pernah menciptakan tarian baru dari naskah kuno.

Almarhumah juga mengabdikan diri sebagai Penghageng Urusan Tari Kadipaten Pakualaman, bergelar Nyi. M.T. Probonagoro.

Sebelum menempuh studi di Magister dan Doktor FIB UGM, Hermin meraih gelar sarjananya di Jurusan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta pada 1979. (Kn/-Th)

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Bagikan Paket Lauk Cuma-cuma untuk Buka Puasa Warga