Mendiang Cornelis Lay, Sosok Berjasa dalam Karier Politik Ganjar Pranowo

663

Baca juga: Ayo Ikuti Kompetisi Masker Khas KAGAMA Balikpapan dan Rebut Total Rp20 Juta!

“Kalau diingat, memori-memori masa lalu, asyik saja menurut saya. Jadi ada exercise yang kita lakukan, dan kemudian kita mulai terbiasa. Berbeda itu biasa,” kenang alumnus Fakultas Hukum UGM angkatan 1987 ini.

Ganjar pun meyakini bahwa mahasiswa yang punya aktivitas di luar perkuliahan biasanya akan memunculkan talenta tertentu.

Hal ini termasuk passion yang kadang keluar dari bidang ilmu seorang mahasiswa.

Dia mengambil beberapa contoh seperti Afnan Malay, Moh. Thoriq, Andi dan Rizal Mallarangeng, yang menurutnya sejak jadi mahasiswa UGM dulu sudah hebat.

Menurut Ganjar, rata-rata mahasiswa pada zamannya dulu memimpikan pekerjaan yang konvensional. Namun, banyak juga di antaranya yang ‘sukses’ dengan jalan passion.

Baca juga: Dubes Salman Promosikan Produk Indonesia Sambil Rayakan HUT ke-75 RI di KBRI Pretoria

“Sebenarnya ilmu pengetahuan dari perguruan tinggi hanya mengantarkan kita untuk menemukan talenta,” ucap Ganjar.

“Lulusan filsafat ada yang jadi pengusaha, lulusan arsitek banyak yang jadi seniman. Cuma kata teman-teman dulu, passion saya memang politik,” terangnya.

Omongan teman-temannya dulu itu seolah jadi doa buat Ganjar untuk meniti karier di dunia politik.

Sebab, di kemudian hari, Ganjar, yang saat itu sudah bekerja di kantor konsultan SDM, dipertemukan oleh Guru Besar FISIPOL UGM, Prof. Cornelis Lay (almarhum). Mendiang Cornelis memintanya untuk bergabung dengan partai politik.

“itu (Cornelis) kakak sekaligus mentor saya. Dia membukakan jalan saya untuk terjun ke politik,” ucap Ganjar.

Baca juga: Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z