Memulai Bisnis dengan Jualan Jaket Angkatan, Lulusan FISIPOL UGM Ini Sekarang Jadi Sociopreneurship Jempolan

1199

Baca juga: Upaya Kreatif Bupati Muda Kampanyekan New Normal di Kubu Raya

Dengan mempelajari UNICEF dan Ashooka Foundation, Aziz mulai memahami bahwa kewirausahaan itu bukan berarti orang harus membangun usaha.

“Dalam berwirausaha, limitasi modal itu juga perlu diperhatikan. Lalu yang tak kalah penting, mempelajari entrepreneur mindset, karena saat ini hal tersebut sangat dibutuhkan,” ucapnya.

Aziz menyebutkan, saat ini Presiden Jokowi ingin para menterinya memahami entrepreneur mindset.

“Kalau kita investasi sekarang, dapat hasilnya kapan. Return on investment, social return on investment juga harus dipikirkan,” jelas pengusaha yang pernah menjadi Young Entrepreneur Ambassador and Trainer di Shell LiveWIRE Business Start-UP Award ini.

Masa kuliah, kata Aziz, merupakan masa berharga yang memberi kesempatan semua orang untuk melakukan sesuatu tanpa ‘tanggung-tanggung’.

Baca juga: Arbi Ingin UKM Catur Jadi Rumah Para Anggota, Bukan Sekadar Tempat Latihan

“Saya sebetulnya agak menyesal, dulu sering skip kuliah. Saya hampir nggak kuliah dua tahun.”

“Tapi saya senang, masih punya kesempatan untuk belajar banyak ilmu. Saya kuliah lintas jurusan hampir di semua departemen di FISIPOL UGM,” ujarnya.

Selain kuliah, menurutnya penting bagi mahasiswa untuk menyibukkan diri dengan kegiatan non akademik.

Berdasarkan pengalaman Aziz, pengalaman kegiatan non akademik membantu dia menentukan arah karier yang lebih jelas.

Selain sebagai pelaku bisnis, pria kelahiran 1989 itu saat ini juga menjadi mentor dan pelatih bagi program inkubasi bisnis UMKM di Indonesia. (Kn/-Th)

Baca juga: Isu Sosial dan Lingkungan Jadi Bahasan dalam Seminar Daring KAGAMA NL