Mekanisasi Pertanian Bukan Sekadar Mengganti Cara Manual dalam Bertani

511

Baca juga: ‘Murtad’ dari Ilmu Komputer, Pemuda Ini Rasakan Perubahan Softskill Berkat Magister Manajemen UGM

“Petani yang ada di kampung-kampung terpencil harus tersentuh mekanisasi. Sebagai pabrik, kami harus bisa mengidentifikasi kebutuhan mereka, supaya para petani dan warga ini bisa mandiri.”

“Harapannya mereka bisa berkembang dan mampu berinvestasi untuk membeli alat pertanian sampai ‘imunitas’ mereka sebagai petani meningkat di daerahnya sendiri,” ujarnya.

Wawan berujar, Quick Traktor, yang memproduksi alat-alat teknologi pertanian, khususnya traktor terus berusaha mempertahankan diri di masa krisis.

Mereka berharap bisa tetap mewujudkan pertanian yang modern, mandiri, dan imun, dengan berpacu bersama industri dunia.

Wawan dan tim juga bertekad memberikan kontribusi positif bagi pertanian di Indonesia, membangun kerjasama dengan berbagai pihak, serta memiliki sumber daya lengkap.

Baca juga: Budi Karya Sumadi Jelaskan Peran Infrastruktur Transportasi dalam Mendukung Kawasan Ekonomi Khusus

Di samping itu, dalam lima tahun terakhir, pemerintah kata Wawan telah memberikan dukungan yang besar dalam mekanisasi pertanian.

Quick kemudian mengeluarkan berbagai standarisasi, demi mekanisasi pertanian yang terwujud sesuai harapan.

Standarisasi tersebut antara lain membuat manajemen yang terstandart, menyediakan SDM yang terlatih dan terdidik, serta membentuk tim riset dan pengembangan.

“Di sini kami gunakan mesin berteknologi digital presisi tinggi baik untuk memproduksi maupun membuat alat mesin itu sendiri.”

“Kita juga punya laser kating yang biasa digunakan oleh industri otomotif. Dalam hal pemasaran, kami berusaha memberikan harga yang kompetitif kepada petani.”

Baca juga: Selama Pandemi, Roda Perekonomian Lokal Perlu Digerakkan Melalui Pembangunan Desa