Mbak Jajan, Penjaga Dapur Aktivis Bulaksumur

1307

Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Selama berdagang, Mbak Jajan lebih memilih menggunakan sepeda onthel ketimbang mengendarai motor. Ia mengaku tidak berani belajar mengendarai motor. Setiap hari, kecuali Minggu, Mbak Jajan membawa jajanannya menaiki sepeda onthel hitam dari rumahnya di daerah Bangunrejo. Kira-kira 15 km dari UGM.

Berdagang ia tempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Selepas suaminya meninggal pada 2011, justru semangatnya semakin kokoh. Ia lantas menggantikan peran suaminya sebagai kepala keluarga, merawat dan menghidupi kedua anaknya.

“Saya harus kerja, Mas. Hidup kan memang begitu. Kalau gak kerja saya malah bisa sakit, Mas. Orang tua saya juga cuma buruh tani, jadi saya juga harus bisa berperan sebagai kepala keluarga dengan kemampuan yang saya miliki”, ungkapnya.