Masyarakat Yogyakarta Terbukti Tabah dalam Menghadapi Bencana Gempa

1384
Gempa bumi yang terjadi pada Senin (22/6/2020) mungkin saja jadi pengingat bagi masyarakat Jogja dengan fenomena 2006 silam. Foto: Koran Sindo
Gempa bumi yang terjadi pada Senin (22/6/2020) mungkin saja jadi pengingat bagi masyarakat Jogja dengan fenomena 2006 silam. Foto: Koran Sindo

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR –  Senin (22/6/2020) dini hari WIB, masyarakat selatan Pulau Jawa mengalami guncangan.

Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa teknonik memang telah terjadi tepat pukul 02.33 WIB.

Koordinat gempa berkekuatan 5,1 magnitudo itu terletak 91 km di selatan Kabupaten Pacitan, dengan kedalaman 93 km.

Meski berpusat di sekitar Pacitan, gempa ternyata terasa hingga Jogja.

Walau begitu, analisis dari BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan guncangan susulan.

Baca juga: Ganjar Teken Usulan Gelar Pahlawan Nasional dari Jawa Tengah, Ada Nama Jenderal Hoegeng dan Kurator Pendiri UGM

Di sisi lain, fenomena gempa mungkin saja selalu mengingatkan warga Jogja pada kejadian 14 tahun silam (2006).

Yakni ketika gempa teknonik berkekuatan 5,9 skala richter menjadi sebuah bencana.

Rumah, rumah ibadah, fasilitas umum, dan situs bersejarah mengalami kerusakan parah. Belum lagi korban jiwa yang mencapai 6234 orang.

Tidak diragukan bencana gempa saat itu menimbulkan dampak berbagai dampak. Baik fisik, sosial, ekonomi, dan psikologis.

Namun, bagaimana masyarakat Jogja kemudian mampu bangkit? Hal inilah yang menjadi pertanyaan bagi Amitya Kumara dan Yuli Fajar Susetyo.

Baca juga: Mikrobiologi Pertanian UGM Punya Prospek Kerja Luas