Mapagama Taklukan Sungai Franklin Australia

185
Mapagama Taklukan Sungai Franklin Australia.(Foto: Mapagama)
Mapagama Taklukan Sungai Franklin Australia.(Foto: Mapagama)

KAGAMA.CO, BULAKAUMUR – Tim- Mahasiswa Pecinta Alam UGM (Mapagama) berhasil menaklukan derasnya arus Sungai Franklin, Tasmania, Australia sepanjang 125 Km dalam ekspedisi bertajuk “Pristine Wild Rivers pada akhir November 2018.

Pengarungan yang dilaksanakan selama delapan hari dalam UGM Internasional Expedition (UIE) 5 tersebut melibatkan tujuh mahasiswa. Mereka adalah Irfan Hafiyyansah dari Fakultas Hukum, Lutfi Perdana (Fakultas Filsafat), Rais Kun Fajar PS (Fakultas Teknik), Iqbal Setya Nugraha (Fakultas Psikologi), serta Suryo Abdi Pangestu, Laily Adhliya, dan Dimas Satria W dari Sekolah Vokasi.

Ketua Tim Ekspedisi Irfan Hafiyyansah  menyampaikan dalam ekspedisi ini tim Mapagama mulai berangkat ke asutralia pada 14 November dan tiba di tanah air pada 30 November 2018 lalu. Sungai Franklin yang berada di Pulau Tasmania dipilih sebagai lokasi pengarungan karena selain memiliki pemandangan alam yang cukup menarik juga mempunyai karakteristik yang sangat lengkap pada komponen sungainya.

“Hal ini tidak dapat ditemui pada sungai-sungai yang ada di Indonesia,” jelasnya, Kamis (06/12/2018) di Kampus UGM.

Dia mengatakan Sungai Franklin berada di pedalaman hutan Taman Nasional Franklin-Godon, Pulau Tasmania. Kawasan tersebut memiliki kelembaban tinggi dan suhu yang dingin hingga lima derajat pada malam hari.

“Selama pengarungan tim menghadapi kondisi yang berat dengan iklim dan situasi berbeda dengan di Tanah Air. Kondisi lembab dan suhu dingin, ditambah dengan tidak ada akses keluar selama delapan hari dari sungai kecuali menyusuri hutan dengan waktu lebih dari satu minggu,” paparnya.

Irfan mengungkapkan bahwa Sungai Franklin merupakan sungai paling bersih yang pernah ia temui selama melakukan berbagai pengarungan sungai di Indonesia.  Kebersihan sungai tersebut, kata dia,  sangat dijaga oleh penduduk Pulau Tasmania, karena masyarakat di pulau tersebut sadar bahwa sungai dapat memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan.

“Sungai Franklin mempunyai beberapa larangan yang wajib dipatuhi, yaitu semua kotoran yang harus dibawa baik kotoran manusia maupun sampah, tidak menyalakan api unggun, tidak mencuci disungai dan beberapa larangan lainnya. Jika melanggar pihak taman nasional akan memberikan denda yang besar terhadap pelanggar larangan tersebut,” urainya.

Ia mengatakan pengarungan di Sungai Franklin, Australia telah memberikan pengalaman baru dan memberikan dampak positif dalam pengembangan kemampuan petualangan anggota Mapagama pada kegiatan tingkat internasional. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan untuk menjaga dan mengelola sungai dengan baik. (Humas UGM/Ika)