Manunggaling Rebana Gemakan Tradisi Islam Nusantara

1012

MR sering tampil dari fakultas ke fakultas.

Hingga saat ini MR sudah dipanggil di beberapa acara, seperti kajian, tasyakuran, perkawinan, reuni, dan buka bersama.

Dalam acara Buka Bersama Kagama Gelanggang (1/6/2019), Manunggaling Rebana (MR) menampilkan 2 buah lagu, Ramadan versi Maher Zain dan Ya Hayatiruh.

Lagu yang dinyanyikan ini merupakan ajakan untuk lebih giat dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan segenap hati dan pikiran melalui setiap syair yang dilantunkan.

“Lagu ini mengajak untuk meningkatkan ibadah biar tidak sia-sia,” tambah Kukuh.

Ajakan untuk Bersatu

Saat ini total pemusik dari MR berjumlah 30 orang.

Adapun total anggota berjumlah 60 orang.

Anggota komunitas MR banyak berasal dari Sekolah Vokasi, Fakultas Teknik, dan FISIPOL.

Banyak dari anggota MR merupakan pengurus di beberapa UKM di Gelanggang.

“Saya adalah ketua dari UKM Blitz. Banyak juga teman-teman yang lain juga pengurus di beberapa UKM,” terangnya.

Musik rebana yang dimainkan oleh MR merupakan perpaduan bunyi yang dimainkan dengan harmonisasi.

Nada dan tempo yang dimainkan sangat beragam dengan pukulan bas sebagai pemberi ketukan.

Lewat bermusik ini, MR megajak masyarakat, terutama civitas UGM untuk selalu semangat berselawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad dan menjunjung agama Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

“Islam itu indah, damai, santun, yang terbuka dan ramah kepada siapapun. Dan melalui setiap syair yang dilantunkan, kami gemakan kembali selawat Nabi,” tambah Kukuh.

Penamaan Manunggaling Rebana memiliki makna penyatuan.

Manunggaling yang berasal dari bahasa Jawa berarti ‘tunggal’, sehingga Manunggaling Rebana merupakan ajakan untuk bersatu dalam musik rebana. (Sirajuddin)