Manfaat Urban Farming Lebih dari Sekadar Menanam dan Memanen

604

Baca juga: Rimbawan KAGAMA Angkat Bicara soal Penetapan Luas Hutan Minimum 30 Persen di UU Nomor 41/1999

“Di samping itu, kegiatan urban farming memiliki manfaat dari aspek religi. Ketika kita sudah panen dan sebagian hasilnya diberikan kepada orang lain yang membutuhkan , maka ada nilai sedekah dari perilaku tersebut,” ujar founder Bustan Sustainability Desainer itu.

Urban farming bagi Syafni tidak sekadar pekerjaan, tetapi kegiatan ini juga menjadi hobinya.

Hobi bercocok tanam muncul ketika dia masih menempuh studi di Fakultas Pertanian UGM. Bahkan ketika itu dia sempat membuat green house kecil untuk tanaman hias di kampus.

Alasan lain yang tak bisa dipungkirinya, yakni urban farming memberikan banyak manfaat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sayangnya, kata dia, masih ada beberapa orang yang hanya mengganggap urban farming tidak lebih dari sekadar kegiatan menanam dan memanen.

Baca juga: Dinilai Berhasil Tangani Covid-19, Dibutuhkan Lebih Banyak Pendonor Plasma Konvalesen

Di samping itu, estetika menjadi unsur yang menarik untuk disisipkan dalam mengerjakan urban farming.

Walaupun bukan menjadi sesuatu yang utama, tetapi nilai estetika tentu disukai semua orang.

Untuk itu, pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini menyarankan agar masyarakat mengembangkan urban farming dengan rapi dan tidak asal memilih atau menata tanaman dan material.

Sebuah kebun apabila mencapai produktivitas dan tertata dengan indah, akan menambah fungsi kebun.

Jika tidak ada nilai estetika pada kebun, maka kebun tersebut, kata Syafni, hanya berfungsi sebagai active space yaitu, kebun produktif yang menghasilkan sesuatu sebagaimana idealnya.

Baca juga: KAGAMA Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pardasuka, Lampung