Mandiri Pangan dengan Beternak Ikan ala Pakar Perikanan UGM

347

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Gagas Produk Sambal Bahari Khas Balikpapan

“Air yang sudah digunakan untuk mengairi kolam bisa digunakan lagi untuk kebutuhan lain. Namun, harus didahului dengan proses penyaringan.”

“Teknik ini bisa digunakan jika masyarakat membangun kolam permanen yang dilengkapi dengan blower, sehingga kolam tidak bocor,” ungkap pria asal Bumiayu, Jawa Tengah itu.

Limbah kolam, kata Rustadi juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman sayuran atau buah-buahan.

Cara mengolahnya dengan mengumpulkan limbah tersebut, kemudian disaring, dan dikeringkan. Barulah siap digunakan sebagai pupuk.

Jika luasnya mencukupi, satu halaman pekarangan bisa dimanfaatkan untuk berbagai budidaya.

Baca juga: Dosen Ilmu Tanah UGM Bagikan Tips Bercocok Tanam Tanpa Pupuk Tambahan dan Ramah Lingkungan

Selain budidaya ikan, masyarakat bisa membuat lahan pertanian kecil dan lahan untuk ternak.

Rustadi memiliki pengalaman sendiri terkait budidaya ikan di rumahnya. Diceritakan olehnya, dia membudidayakan ikan nila merah dan udang faname.

“Nila merah ini tumbuh dengan cepat, tahan penyakit, bahkan bisa tetap hidup dengan kondisi kualitas air yang kurang baik,” tutur pakar budidaya perairan ini.

Namun, agar tak menyebabkan bibit penyakit bagi manusia, Rustadi melakukan pencegahan dengan menaburkan garam pada air.

“Udang faname yang biasa hidup di pesisir, bisa dibudidayakan di pekarangan. Namun, kita harus buat kolam khusus dengan air garam,” jelas lulusan Central Luzon State University, Filiphina itu.

Baca juga: Detektor Covid-19 Karya Peneliti UGM Bisa Beri Hasil 95 Persen Akurat