Mahfud: Sardjito Layak Dikukuhkan Sebagai Pahlawan Nasional

120

Dijend Kebudayaan, Hilmar Farid, menekankan pengusulan Prof. Sardjito sebagai pahlawan nasional  merupakan salah satu upaya konkrit untuk merawat imajinasi kebangsaan. Narasi mengenai seorang dokter nasionalis yang berupaya untuk membangun manusia-manusia Indonesia yang berjati diri ini, kata Hilmar, harus kembali diarusutamakan.

“Usaha merawat imajinasi kebangsaan tidak akan pernah selesai di tataran semboyan dan penyuluhan. Usaha itu haruslah melibatkan seluas mungkin elemen masyarakat untuk mengenal kembali dasar-dasar sejarah yang membuat Indonesia ada,”kata Hilmar.

Seperti diketahui, Prof. Dr. M. Sardjito lahir 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Magetan, Jawa Timur. Setelah menyelesaikan studinya di Sekolah Rakyat ia melanjutkan ke STOVIA di Jakarta. Berkat ketekunan dan kepandaiannya, ia lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa studi lanjut di Leiden. Gelar doktornya diraih di Leiden tahun 1923 setelah mempertahankan disertasi dengan topik penyakit-penyakit iklim panas.

Ia pernah menjabat sebagai Kepala Institut Pasteur Bandung, Rektor UGM selama 11 tahun serta Rektor Universitas Islam Indonesia pada tahun 1964-1970. Hasil penelitian Sardjito yang cukup terkenal antara lain Calcusol yang berguna untuk menghancurkan batu ginjal. [Humas UGM/Satria-MW]