Mahasiswa UGM Jadi Delegasi Termuda Konferensi Internasional di UCLA

499
The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia : Progress and Challenges.(Foto: Nurry)
The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia : Progress and Challenges.(Foto: Nurry)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Delegasi mahasiswa UGM mengikuti Konferensi Internasional “The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia: Progress and Challenges” pada tanggal 8-9 Februari 2019 di 314 Royce Hall, University of California Los Angeles (UCLA).

Ken Ayu Galuh Satiti (Ilmu Hubungan Internasional 2016) dan Nurry Aidawardhani (Ilmu Komunikasi 2016) dalam kesempatan tersebut membabar penelitiannya berjudul PEPES: The Power of Emak-emak as New Digital Political Influencer in Indonesia’s Disruptive Era.

Konferensi tersebut digelar oleh Center of Southeast Asian Studies University of California Los Angeles, Amerika Serikat bekerjasama dengan Indonesian Women Alliance (IWA). Diikuti oleh 16 presenter dari seluruh dunia, mereka memaparkan makalah tentang persoalan perempuan di Indonesia.

Kepada Kagama, Nurry menyampaikan bahwa konferensi tersebut menyoroti penelitian dan analisis terkait perubahan sosial ekonomi, agama, dan politik yang telah memajukan atau menghambat pemberdayaan perempuan di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.

Isu perempuan Indonesia yang mereka soroti adalah mengenai partisipasi perempuan, terutama emak-emak, di ranah politik dan media. Emak-emak sering diidentikkan dengan segala pekerjaan domestik serta stigma buta teknologi dan politik.

The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia : Progress and Challenges.(Foto: Nurry)
The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia: Progress and Challenges.(Foto: Nurry)

“Namun, seiring mudahnya aksesibilitas terhadap informasi, perempuan Indonesia mulai memanfaatkan konvergensi media dalam mereproduksi posisi politiknya,” ujar Nurry kepada Kagama, pada Minggu (24/02/2019).

Delegasi UGM ini sekaligus menjadi peserta konferensi termuda (tingkat Sarjana) dari seluruh peserta (Master-kandidat PhD). Mereka mempresentasikan hasil penelitiannya dalam panel Women in Arts, Science, and Media.

Ayu menambahkan, terdapat lima panel mulai dari persoalan ekonomi dan industri hingga perempuan Indonesia dalam Islam. Selain presentasi penelitian, konferensi ini juga mengundang beberapa pembicara perempuan Indonesia yang sukses di Amerika Serikat.

“Dua diantaranya adalah Parwati Surjaudjaja (President Director & CEO of OCBC NISP Bank) dan Sonita Lontoh (Global Technology Marketing Executive, Thought Leader and Angel Investor),” ujarnya.

Sebagai delegasi termuda di konferensi tersebut, Nurry dan Ayu mengaku banyak mendapat apresiasi dari peserta konferensi. Hal ini karena partisipasi mereka dalam acara internasional sekelas konferensi yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Keberangkatan mereka ke Los Angeles turut didukung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Wijaya Karya.

“Kami berharap peneliti muda Indonesia dapat menuruti langkah kami untuk berpartisipasi di penelitian tingkat internasional dengan mengangkat isu-isu kelompok marjinal di Indonesia, dan salah satunya mendukung terwujudnya pemberdayaan perempuan di Indonesia,” pungkas Nurry.(TH/Nurry)