Mahasiswa Peternakan UGM Ubah Bulu Ayam Jadi Papan Pengganti Kayu

391

Baca juga: UKM Peduli Difabel UGM Gelar Kegiatan Menanam Pohon di Hutan Wanagama

Untuk diketahui, formaldehida dibuat dari minyak bumi dan dapat menyebabkan kanker.

Begitu pula dengan bulu ayam yang sebagian besar mengandung keratin.

“Serat keratin memiliki sifat non-abrasif, ramah lingkungan, dapat diuraikan secara alami. Selain itu, keratin juga murah, tidak larut pada pelarut organik, memiliki kekuatan mekanik yang baik, densitas rendah, dan anti air,” ujar Imaniar, di Fakultas Peternakan UGM, Selasa (3/12/2019).

“Limbah botol plastik yang tersusun atas Polypropylene Therephthalate (PET) berfungsi sebagai perekat atau matriks. Perbandingan antara filler dan matriks sebesar 75:25,” tuturnya menerangkan.

Dia menambahkan, ada empat keunggulan dari papan partikel bulu ayam yang dinamai Eco-Palapa ini.

Keuntungan pertama pertama, ramah lingkungan, dan kedua, tahan air.

Keratin pada bulu ayam dan PET memiliki sifat hidrofobik serta tidak disukai rayap.

Baca juga: Ibu Menginspirasi Ajeng Jadi Lulusan Tercepat Sekolah Vokasi UGM

“Ketiga, ringan. Sebab, papan partikel yang tersusun atas keratin dan PET botol plastik sekali pakai telah melalui proses hidrasi selama penempaan panas,” ucap Imaniar.

“Keuntungan keempat, tahan panas. Eco-Palapa tersusun oleh jalinan padat bulu ayam dan PET yang memiliki ketahanan tinggi terhadap panas,” terangnya.

Imaniar meyakini, Eco-Palapa dapat memenuhi kemanfaatan tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Selain diklaim mampu memberikan laba dari penjualan, purwarupa produk tersebut dia nilai mampu meningkatkan pemasukan rumah pemotongan ayam dan pengolah sampah plastik.

Jika ditilik dari sisi sosial, akan terjalin relasi baru antara distributor bahan baku, produsen, distributor papan partikel jadi, dan konsumen.

Ditinjau dari aspek lingkungan, Eco-Palapa dapat membantu menekan penumpukan sampah organik dan anorganik yang mengganggu keseimbangan lingkungan.

Eco-Palapa pun dipandang bisa menjadi produk inovatif yang berpotensi mendapatkan paten. Potensi-potensi tersebut antara lain bersifat baru, inventif, aplikatif, dan dapat diterapkan dalam industri.

Imaniar Rusyadi juga optimistis jika Eco-Palapa dapat diproduksi secara kontinu, karena keberadaan limbah bulu ayam dan botol plastik sekali pakai yang melimpah.

“Produk ini berhasil meraih juara ketiga dalam Universitas Teuku Umar (UTU) Awards dengan kategori Produk Inovatif Berbasis Pertanian dan Kelautan pada pertengahan November 2019,” ungkapnya. (Tsalis)

Baca juga: Kisah Dirjen Ali Ghufron Perjuangkan Vaksin Produksi Indonesia sampai Bikin Amerika Keok