Mahasiswa Biologi UGM Temukan Spesies Baru Bakteri Penghasil Antibiotik dari Cemoro Sewu

417

Baca juga: Peringati 70 Tahun Indonesia-Rusia, KBRI Moskow Bahas Peluang dan Tantangan untuk Kemitraan Strategis

Melalui metode sekuensing genom utuh (WGS), dia berhasil menemukan satu spesies bakteri Streptomyces baru penghasil antibiotik.

Ambarwati memberikan penjelasan terkait penelitiannya pada Jumat (14/2/2020) dalam diseminasi hasil penelitian program doktor di Fakultas Biologi UGM.

Penelitian doktoralnya dipromotori Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., dan ko promotor, Prof. Dr. Subagus Wahyuono, MSc, Apt,  serta Prof. Sukarti Moeljopawiro, Ph.D.

“Sekuen hasil WGS dari spesies baru tersebut saat ini dalam proses submit ke National Center for Biotechnology Information (NCBI) dan diajukan namanya sebagai Streptomyces cemorosewuensis sp. Nov,” kata Ambarwati.

Menurut Ambarwati, spesies temuannya memiliki dua hal menarik.

Baca juga: Guru Besar Termuda Fakultas Kehutanan UGM Didapuk Jadi Deputi Lembaga Riset Kehutanan Dunia

Pertama, spesies ini punya potensi menghasilkan senyawa bioaktif atau antibiotik yang berspektrum luas.

Jika demikian, spesies temuannya tak cuma bisa menghambat bakteri gram positif, tetapi juga bakteri gram negatif bahkan anticandida (anti jamur candida).

Jika dirinci, bakteri spesies baru yang ditemukan Ambarwati memiliki 53 kelompok gen penghasil antibiotik.

Kedua, Streptomyces dari Cemoro Sewu  ini memang menghasilkan 8 senyawa yang telah ditemukan sebelumnya pada Streptomyces lain.

Baca juga: Fakultas Biologi UGM Kirim 10 Mahasiswa ke Jepang untuk Belajar Teknologi DNA Teranyar

Bahkan, kemiripannya ada di angka 100 persen dengan 6 senyawa telah diketahui strukturnya.

Kendati demikian, bakteri spesies baru ini berpotensi menghasilkan 9 golongan senyawa baru.

“Menariknya spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan senyawa malasidin yang memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif patogen yang telah resisten terhadap antibiotik,” ujar Ambarwati.

“Selain itu, juga bisa menyembuhkan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metilisin,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Susunan Pengda KAGAMA Jateng Periode 2020-2025 Bertabur Daun Muda