Magelang, Tempat Penggemblengan Pejabat Tinggi Kerajaan Mataram

2930
Ketua LOKANTARA alumnus UGM, Dr. Purwadi M.Hum, menguak masa lalu Kabupaten Magelang sebagai pusat pendidikan patih Kerajaan Mataram. Foto: violetjetrefill
Ketua LOKANTARA alumnus UGM, Dr. Purwadi M.Hum, menguak masa lalu Kabupaten Magelang sebagai pusat pendidikan patih Kerajaan Mataram. Foto: violetjetrefill

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Sejak masa kependudukan Kerajaan Medang, Magelang memang selalu mendapatkan keistimewaan.

Pada 11 April 907 Masehi, Raja Dyah Balitung menetapkan Magelang sebagai wilayah perdikan (bebas pajak) melalui Prasasti Mantyasih.

Dulu Magelang adalah desa dengan nama Mantyasih. Demikian halnya saat Kesultanan Pajang (1568-1586) memerintah.

Raja pertama Kesultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya (Jaka TIngkir), memberikan hak-hak keistimewaan untuk wilayah yang diapit gunung. Itu termasuk Magelang yang tetap berstatus wilayah perdikan.

Keistimewaan Magelang tak berubah ketika Kerajaan Mataram (berbentuk Kesultanan) berdiri pada 1588.

Baca juga: Syawalan Daring KAGAMA Jadi Momentum Menggerakan Energi Positif dan Solutif Hadapi Pandemi COVID-19

Label sebagai pusat pelatihan pejabat kerajaan adalah salah satu hal yang menjadikan Magelang istimewa.

Menurut Ketua Lokantara (Lembaga Olah Kajian Nusantara), Dr. Purwadi M.Hum, pusat pelatihan pejabat itu berada di daerah Paremono, Muntilan.

Alasan didirikannya pusat pelatihan karena Kerajaan Mataram punya standar tinggi untuk para pejabat yang bekerja di dalam pemerintahan.

“Kecakapan, pengalaman, ketrampilan, keilmuwan seseorang sangat diperhatikan dalam menjalankan pemerintahan di Kerajaan Mataram,” tutur Purwadi, kepada Kagama.

“Lulusan Magelang tempo dulu bisa menjadi pemimpin yang andal, bermoral dan profesional,” terang alumnus Fakultas Filsafat dan Fakultas Ilmu Budaya UGM ini.

Baca juga: KMHD UGM adalah Rumah Kedua yang Ingin Direnovasi Ade Agoes Kevin