Lulusan Magister HI UGM Ini Pilih Bangun Pendidikan di Timor-Leste ketimbang Jadi Staf Kedutaan

6370
Kesempatan berkuliah di Magister Hubungan Internasional UGM memberi bekal bagi Natalia de Vasconcelos untuk membangun pendidikan di kampung halamannya, Timor-Leste. Foto: Dok Pri
Kesempatan berkuliah di Magister Hubungan Internasional UGM memberi bekal bagi Natalia de Vasconcelos untuk membangun pendidikan di kampung halamannya, Timor-Leste. Foto: Dok Pri

KAGAMA.CO, DILI – Pertemuan dengan seorang Jepang bernama Michio Takahasi menjadi babak penting dalam kehidupan Natalia de Vasconcelos.

Sekitar 2009, Natalia bergabung dengan organisasi yang dipimpin oleh Michio, yakni Timor Nippon Culture Centre – Timor-Leste (TNCC-TL).

Waktu itu, Natalia masih berkuliah di Jurusan Ilmu Politik Universidade Dili.

Perempuan asal Timor Leste ini mau menjadi staf volunter TNC-TL kendati tak mendapat gaji permanen.

“Tanggung jawab yang saya lakukan adalah membantu desain draf AD/ART dan mempersiapkan dokumen-dokumen untuk kebutuhan izin,” kata Natalia saat dihubungi Kagama, belum lama ini.

Kesempatan berkuliah di Magister Hubungan Internasional UGM memberi bekal bagi Natalia de Vasconcelos untuk membangun pendidikan di kampung halamannya, Timor-Leste. Foto: Dok Pri
Kesempatan berkuliah di Magister Hubungan Internasional UGM memberi bekal bagi Natalia de Vasconcelos untuk membangun pendidikan di kampung halamannya, Timor-Leste. Foto: Dok Pri

Baca juga: Melihat Peluang Ketahanan Pangan dari Modal dan Potensi Terkini Hutan Indonesia

“Membantu membuat proposal kepada donatur. Membantu mempersiapkan kegiatan organisasi seperti seminar nasional dan pertemuan-pertemuan formal lainnya.”

“Saya juga mendapat kepercayaan menghadiri kegiatan nasional atas nama TNCC-TL,” sambung perempuan yang kini tinggal di Dili, Timor-Leste ini.

Sejak masih kuliah di Universidade Dili, Natalia memang senang menjadi volunter di berbagai organisasi.

Dia pernah bergabung dengan Student Christian Movement Timor-Leste (SCM-TL), Insight Timor-Leste, Yayasan Centro Quesadhip Ruak (CQR), dan Peace Community Timor-Leste (PCTL).

Bahkan, perempuan kelahiran 1984 ini juga mendirikan Azencia Dezenvolvimento Rekursi Humanu (ADRH) dan Eagle Global Transformation (EGT).

Baca juga: KPH Notonegoro: Tarian Bukan Sekadar Pola Lantai dan Koreografi