Lima Mahasiswa UGM Kembangkan Mesin Grading Ikan Otomatis

451

BULAKSUMUR, KAGAMA – Salah satu masalah yang dialami petani adalah saat proses penyortiran ikan atau grading. Kebanyakan petani saat ini masih menggunakan cara tradisional saat grading. Caranya yaitu, menggunakan kedua tangan secara langsung serta alat takaran berupa kaleng, gelas, dan lainnya. Sementara itu, untuk penyeragaman ikan, para petani ikan biasa menggunakan alat berupa baskom yang sudah dilubangi.

Pengerjaan secara manual itu akhirnya tidak mendapatkan hasil optimal. Grading dengan cara tradisional akhirnya tidak efisien dan efektif. Karena, proses penghitungan ikan dilakukan satu per satu. Padahal, petani kerap mendapatkan ikan dalam jumlah banyak.

Dari temuan persoalan tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terinspirasi mengembangkan alat grading atau sortir ikan secara otomatis. Alat ini dibuat untuk membantu petani dalam proses memisahkan ikan berdasarkan ukuran, bobot, serta kualitas dengan lebih cepat dan menghemat tenaga.

Kelima mahasiswa, Ikhwana Aisyah (Budidaya Perikanan), Muhammad Hadyan Akbar (Teknik Fisika), Nizar Akbar Meilani (Teknologi Informasi), Revaldy Imani Chairistian (Teknik Elektro), serta Ratya Prabaswara (Teknik Mesin) berhasil mengembangkan alat bernama V-Sorter.

Mesin grading atau penyortir ikan hasil kreasi inovasi lima mahasiswa UGM (Foto Dok.  Humas UGM)
Mesin grading atau penyortir ikan hasil kreasi inovasi lima mahasiswa UGM (Foto Dok. Humas UGM)

“Kami berinisiatif menciptakan mesin grading yang bisa memisahkan ukuran sesuai keseragaman dan menentukan jumlah dalam keseragaman tersebut dengan efisien, akurat, dan cepat dibanding cara manual,” papar Nizar Akbar Meilani, Rabu (5/7/2017) di Kampus UGM.

Mesin grading yang dikembangkan berbasis mikrokontroler ARM-32 bit menggunakan IC STM32F4.  Mesin tersebut memiliki tingkat kecepatan proses yang tinggi. Dilengkapi pula dengan sensor pendukung berupa photoelectric sensor yang terbukti memiliki tingkat akurasi tinggi dalam industri otomasi.

Nizar menambahkan, V-Sorter juga dikembangkan berbasis Internet of Things (IoT). IoT menghubungkan mesin dengan perangkat elektronik  berupa komputer maupun ponsel yang dapat diakses oleh pengguna pengusaha ikan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai alat kontrol untuk mengendalikan mesin grading mulai dari mematikan, menghidupkan hingga mengganti mode mesin.

“Semoga dengan adanya alat ini dapat membantu petani ikan, baik dalam masa pemeliharaan hingga pemasaran, menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkasnya. [Humas UGM/Ika/rts]