Langkah Rektor Panut Mulyono Realisasikan Program Merdeka Belajar di UGM

819

Baca juga: Tiongkok Tetap Jadi Mitra Prioritas bagi Perekonomian Indonesia Pasca Virus Corona

“Kemudian dua semester selanjutnya atau setara 40 sks boleh menuntut ilmu di mana saja di luar UGM. Bisa di prodi sama, bisa di industri, masyarakat, atau bidang lain,” terangnya.

Panut menambahkan, UGM kini masih menggodok kebijakan tersebut agar sesuai dengan masing-masing program studi.

Termasuk meninjau kembali bobot SKS dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Baginya, KKN memungkinkan untuk diubah bobotnya menjadi 4-5 SKS, dan waktunya bisa lebih dari dua bulan.

“UGM memiliki keleluasaan. Namun, bagi mahasiswa yang memang suka di kelas dan belajar apa saja di prodinya, hal itu juga boleh,” kata Panu.

Baca juga: Tak Banyak Peminat, Prospek Kerja Ilmu Sejarah Justru Terbuka Luas

“Keleluasaan semacam itu membuat mahasiswa yang ingin 100 % mendalami di prodinya bisa. Sementara yang ingin menambah kompetensi di luar prodinya dipersilakan,” jelas pria asal Kebumen itu.

Kendati kampus memberi keleluasaan, bukan berarti tidak ada batasannya.

Panut mengatakan, kompetensi di luar core ilmu prodi yang boleh diambil oleh mahasiswa adalah 30% dari total SKS.

Sehingga, setiap prodi  memiliki jumlah yang berbeda-beda  soal mata kuliah luar yang bisa diambil.

Hal itu dilakukan agar prodi tetap memenuhi ada persyaratan akreditasi internasional.

Baca juga: Rektor Panut Lepas 13 Siswa Pendidikan Terjun Bebas Olahraga Satuan Resimen Mahasiswa UGM