Baca juga: Liburan Semester ala Mahasiswa Jadul UGM; Dari Upacara, Bar Mini, hingga Menggelar Pernikahan
Di sana bahkan terdapat kolam penyimpanan kadaver atau bangkai hewan untuk praktikum mahasiswa Kedokteran Hewan.
Menurut catatan di bawah foto, kadaver tersebut digunakan untuk mempelajari penguraian pada bangkai hewan.
Selain praktikum dan penelitian, fasilitas tersebut juga menyediakan klinik pengobatan bagi hewan yang sakit.
Salah satu foto menunjukkan seorang mahasiswa sedang memeriksa anjing yang sakit.
Di salah satu foto juga digambarkan banyaknya mahasiswa yang sedang melakukan praktikum di tempat tersebut.
Baca juga: Plontjo dan Plontji dalam Penyambutan Mahasiswa Baru UGM Tahun 50-an
Tampak sebelas mahasiswa melakukan pengamatan terhadap beberapa bangkai hewan.
Selain di bidang biologi, di bulan Desember 1954 Majalah Gadjah Mada menerbitkan ulasan singkat mengenai Laboratorium Fisika.
Kala itu sebuah alat pengolah zat asam sedang dipasang di laboratorium.
Alat yang tergolong canggih di eranya itu tampak berdiri kokoh dengan roda-roda besarnya.
Majalah Gadjah Mada kala itu juga menyoroti kedatangan kembali dua mahasiswanya yang baru saja menyelesaikan pendidikan di Jerman Barat.
Baca juga: Kagama Papua Barat Ajak Seluruh Alumni Bangun Tanah Papua
Dua sosok tersebut yaitu Kamal dan Zakaria yang kala itu sempat setahun belajar di Jerman Barat.
Keduanya merupakan ahli kimia dan obat-obatan.
Dalam salah satu potret ditunjukkan keduanya sedang sibuk melakukan pengamatan di dalam laboratorium.
Hari ini UGM telah berkembang dan memiliki banyak laboratorium.
Mulai dari laboratorium Filsafat sampai beberapa laboratorium lapangan seperti milik Fakultas Kehutanan dan Geologi.
Bahkan banyak mahasiswa dari universitas lain meminjam fasilitas UGM untuk melakukan sejumlah penelitian, seperti laboratorium Geologi di kampus Bayat.
Sering pula mahasiswa atau peneliti dari luar negeri turut melakukan kerja sama dengan UGM di salah satu laboratorium kampus kerakyatan ini. (Thovan)
Baca juga: Reuni Gama Band Era 80-an
