Kuatkan Ekonomi Masyarakat, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM Berdayakan Kelompok Wanita Tani di Desa Selopamioro

307
Kegiatan ini memiliki tujuan utama mengembangkan UMKM pangan lokal sebagai upaya mitigasi pasca Covid-19. Foto: Humas UGM
Kegiatan ini memiliki tujuan utama mengembangkan UMKM pangan lokal sebagai upaya mitigasi pasca Covid-19. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul sejatinya memiliki potensi sumber daya lokal pertanian yang kuat.

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, masyarakat terus memutar otak untuk memanfaatkan potensi tersebut untuk memperbaiki ekonomi mereka yang kian terpuruk.

Untuk itu, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian (DTPB) FTP UGM berinisiatif membentuk program pemberdayaan Kelompok Wanita Tani di Desa Selopamioro. Program ini dicanangkan pada Kamis (06/08/2020).

Pencanangan program Kelompok Wanita Tani pasca Covid-19 bisa dikatakan sebagai bentuk kick-off dari kegiatan pengabdian DTPB UGM.

Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula bantuan berupa alat pemecah kedelai dan perajang tempe atau pare kepada pelaku UMKM.

Baca juga: Langkah G2R Tetrapreneur Perkuat BUMDesa di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Kegiatan pendampingan dan pembinaan UMKM di Desa Selopamioro telah dilakukan sejak tahun 2015 silam.

Dalam pelaksanaannya UGM bekerja sama dengan Yanmar Environmental Sustainablillity Support Association (YESSA) Jepang dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Lilik Sutiarso mengatakan, fokus kegiatan dari pemberdayaan kelompok ini yakni pengembangan UMKM pangan lokal seagai upaya mitigasi pasca Covid-19.

“Kegiatan yang dilakukan mulai dari pengenalan teknologi pertanian berupa alat dan mesin tepat guna, penguatan kapasitas produksi hingga memastikan kualitas dan keamanan, serta pemasarannya,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut memiliki tujuan utama mengembangkan UMKM pangan lokal sebagai upaya mitigasi pasca Covid-19.

Baca juga: 2 Dosen Fakultas Peternakan Masuk Rekor MURI Usai Teliti Pakan Sapi Marker DNA