Kolaborasi UGM, Unair dan Lab Hepatika Mataram Lahirkan Alat Rapid Test Murah Covid-19

1669

Baca juga: Pakar UGM Bantah Klaim Minum Air Panas Bisa Bunuh Covid-19

“Yakni dengan menggunakan teknologi lateral flow immunoassay,” terang dosen FK-KMK UGM itu.

Prof. Sofia menjelaskan, keunggulan rapid test dengan RI-GHA adalah praktis, mudah dilakukan tanpa alat (tambahan), dan tidak perlu tenaga ahli.

Selain itu, katanya, hasilnya spesifik, cepat, biayanya murah, dan dapat dilakukan di mana saja.

Kemudian, RI-GHA juga bisa digunakan untuk memonitor OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), dan orang sembuh pasca-infeksi.

Prof. Sofia, yang lahir pada 7 Agustus 1948, menjelaskan proses pembuatan RI-GHA.

Baca juga: Midreuni Fakultas Pertanian Angkatan 72, Sebuah Perjalanan yang Bikin Susah Move On

Pertama, alat ini diproduksi secara terbatas dengan target awal 10 ribu. Proses produksi dilakukan di Laboratorium Hepatika Mataram.

“Selanjutnya, untuk skala yang lebih besar, UGM dan Unair bertugas untuk melakukan uji validasi,” tutur Prof. Sofia.

“Hal itu agar mendapatkan nilai akurasi berdasarkan sensitifitas, spesifikasi, seroprevalence (jumlah populasi virus dalam darah),” jelas lulusan S3 Kobe University Medical School ini.

Kata Prof. Sofia, uji validasi di UGM dipimpin oleh Prof. Tri Wibawa. Pengujian dilakukan di Jogja; RSUP dr. Sardjito, RSA UGM, RSUD Jogja, Semarang; RSUP dr. Kariyadi, dan Solo; RSUD dr. Moewardi.

Sementara itu, uji validasi di Unair dipimpin oleh Prof. Cita Rosita dan Prof. Fedik dan diujikan di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Baca juga: Bagi Ketua KAGAMA Filsafat, Ramadan adalah Titian Menuju Puncak Kesempurnaan Rohani