Klaten Lahir Berkat Buah Pikiran Pengusaha Garam dari Madura Bernama Sukaptinah

2538

Baca juga: Hutan Tanaman Industri Harus Patuhi 3 Pilar Pelestarian

Sang ratu tergolong cerdas, cekatan, kaya-raya, ramah, pemurah, bermartabat, berwawasan luas, berpandangan jauh ke depan, dan diterima oleh semua kalangan.

Corak kepribadian ini muncul karena Kencono Wungu dididik oleh sosok ayah yang menurut Purwadi punya pikiran dan tindakan maju.

Dia adalah Bupati Pamekasan Madura, Kanjeng Raden Adipati Cakraningrat.

“Beliau punya jaringan luas pada penguasa Bang Wetan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara. Istrinya adalah Rara Prihatmini, putri Pangeran Pekik, Bupati Surabaya,” kata Purwadi.

Tidak hanya itu, Kencono Wungu juga punya rekam jejak dunia profesional yang tidak main-main.

Baca juga: Influencer Berisiko Sebarkan Hoaks dan Rusak Citra Lembaga Negara

Kata Purwadi, selain menjadi permaisuri Surakarta, dia menjabat sebagai presiden komisaris Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sebelumnya, di pelabuhan yang sama, Kencono Wungu diamanahi jadi direktur utama.

Bahkan, sebelum jadi istri Pakubuwana IV, Kencono Wungu memiliki industri garam di Pamekasan.

Waktu itu namanya masih KRAJ Sukaptinah dengan gelar Ratu Handoyowati.

“Beliau menguasai pemasaran di Maluku, Tamasek Singapura, India, Tiongkok, Afrika dan Tanah Arab,” ucap Purwadi.

Baca juga: Begini Tantangan Manajemen Human Capital Perusahaan di Masa Krisis