Kisah Sunarto, Alumnus Faperta UGM yang Memilih Jadi Pengusaha Properti

2720

Baca juga: Rekomendasi Kegiatan Liburan Semester untuk Mahasiswa UGM

Kesan semasa kuliah unik lainnya yaitu ketika Sunarto ‘dipaksa’ untuk membaur dengan teman-teman barunya.

Saat diterima di Fakultas Pertanian UGM, Sunarto di hari pertama kuliahnya plonga-plongo mendapati teman-teman barunya yang sudah saling akrab.

Ternyata beberapa mahasiswa baru itu berasal dari SMA yang sama.

Sementara dari SMA Negeri Pekalongan, hanya Sunarto seorang diri yang diterima di jurusan HPT.

“Ora duwe konco. Terus Saya coba cari teman baru. Tak delok sopo sing podo ndesone koyo aku,” ‘Saya lihat-lihat siapa yang sama ‘ndesa’-nya seperti Saya’, kenangnya.

Baca juga: Inilah Sosok Rayhan Maditra, Calon Suami Isyana Sarasvati yang Lulusan Kedokteran UGM

Terinspirasi dari Buku

Sunarto semasa kuliah gemar membaca buku berjudul The Magic of Thingking Big.

Membaca buku inspiratif ini dia lakukan selama 15-30 menit setiap harinya.

Sunarto tidak membaca buku itu dengan urut, dia kadang bisa mulai dari bagian tengah atau belakang dulu, baru baca di bagian depan.

“Membaca seperti ini menggunakan otak kanan. Orang sukses adalah dia yang mampu berpikir dengan otak kanan, out of the box. Membaca buku secara jumping,” tutur Sunarto.

Seseorang yang ingin sukses, kata Sunarto, tidak melulu harus berpikir sistematis, tetapi dengan berlompat-lompat.

”Pakai otak kanan atau bahkan di luar otak, jadi orang gila dong. Tapi, orang gila lah yang bisa berdiri di sini,” ujarnya saat mengisi acara Talkshow Alumni Inspiratif Faperta Angkatan 1979 beberapa waktu lalu.

Pria asal Batang, Jawa Tengah itu mendapat ilham dari buku inspiratif yang dibacanya.

Baca juga: 20 Tahun Lalu, Mahasiswa UGM Sudah Ramalkan Komputer Bisa Pahami Ucapan Manusia

Buku The Magic of Thinking Big, mendorongnya menjadi seseorang yang berpikir dan berjiwa besar, seperti keinginan untuk membeli rumah besar, membeli mobil bagus dan bersedekah sebanyak-banyaknya.

“Teringat saat bekerja jadi PNS dulu. Gabungan gaji Saya dan istri Saya yang bekerja menjadi dosen hanya cukup untuk membeli rumah kecil,” jelasnya.

Lewat buku ini pula, Sunarto menyadari bahwa seseorang yang ingin menjadi ‘besar’ harus membangun lapangan kerja sendiri.

Sunarto kemudian fokus berbisnis. Bidang usaha pertamanya adalah jual beli tanah.

Dari bidang pekerjaan ini, Sunarto bisa mendapatkan penghasilan yang menurutnya lebih baik dari pekerjaan sebelumnya.

Karier Sunarto di bidang bisnis terus berkembang, sampai akhirnya dia membangun usaha properti di Jawa Tengah sejak 2005-sekarang.

Karena pekerjaan barunya itu, Sunarto sering dibilang ‘murtad’ oleh kawan-kawannya.

“Saya itu sebetulnya nggak benar-benar murtad dari Fakultas Pertanian. Wong depan rumah, Saya tanami berbagai tumbuhan. Di rumah ada tikus dan serangga Saya semprot racun. Kan itu pengendalian hama,” jelasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Nasihat dari Wali Kota Jogja buat Kamu yang Merasa Salah Jurusan