Kisah Stefanie Juergens yang Temukan Belahan Hatinya di Kampus Kedokteran UGM

4078

Baca juga: UMKM Perlu Manfaatkan Teknologi Agar Naik Kelas

Hal itu juga yang membuat Nanie memutuskan untuk tidak ikut satu pun UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).

“Bahasa Indonesia saya belum bagus dan bahasa Inggris orang-orang waktu itu belum lancar. Jadi saya kurang paham,” ujar Nanie.

Sejak dari Jerman, Nanie sudah membawa rencana untuk berkuliah beberapa semester saja di UGM.

Pasalnya, dengan begitu dia bisa transfer ke kampus kedokteran Jerman tanpa menunggu enam tahun.

Namun, Tuhan sudah membelokkan rencana Nanie karena satu pria asal Jogja.

Pria itu adalah dr. Bagas Wicaksono, Sp.THT-KL yang kini menjadi suaminya.

Baca juga: Bioenergi dari CPO Kelapa Sawit Bisa Jadi Solusi Implementasi RUU Energi Baru dan Terbarukan

Restu Cinta dari almarhum Prof. Iwan Dwiprahasto

Seperti mahasiswa baru pada umumnya, Nanie menjalani proses perkenalan kampus dengan teman, kakak tingkat, dan para staf pengajar.

Kesempatan itu ternyata menjadi awal pertemuan Nanie dengan Bagas.

Bagas, yang meraih gelar dokter dari FK UGM pada 2003, saat itu menjadi asisten dari Prof. dr. Soenarto Sastrowijoto dan dr. Yoyo Suhoyo, Ph.D.

Pertemuan itu berlanjut ketika Bagas dan teman-temannya sesama asisten dosen mengajak Nanie dan para mahasiswa baru program internasional FK UGM untuk makan malam.

“Dari situ saya langsung akrab, dan ngobrol terus menerus,” kata Nanie, sambil tersenyum tersipu malu.

Baca juga: Sistem Keamanan Pangan Perlu Diperkuat untuk Cegah Keracunan Makanan