Kisah Mencekam Dubes Kenssy Saat Bertugas di Malaysia

1863

Baca juga: Kagama Jalan Nordik, Anggotanya Tak Terbatas Negara dan Usia

Alhasil, Kenssy langsung bergegas bersama tim dari Konsulat Jenderal untuk meninjau tempat yang diperkirakan menjadi lokasi insiden karamnya kapal terjadi.

Hal yang membuat lulusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM angkatan 1978 ini merinding adalah mitos lokasi setempat.

“Ternyata di tempat itu setiap bulan November selalu ada kecelakaan,” tutur Kenssy kepada KAGAMA, saat ditemui di Kongkalikong Dine and Coffee House, Yogyakarta, belum lama ini.

Secara kebetulan waktu itu November dan keadaan laut memang tengah pasang.

Kenssy menilai para korban yang berlayar dengan kapal tongkang itu salah perkiraan.

Baca juga: Rektor Panut Mulyono Jelaskan Filosofi Nitilaku UGM

“Mereka menduga sudah sampai di daratan, tapi ternyata daratan masih sekitar dua kilo meter lagi,” ucap Kenssy.

Perasaan wanita yang jago menari ini semakin teriris ketika mendapati kondisi para korban yang sudah kehilangan nyawa.

“Waktu kami ke lokasi, hal yang membuat sedih dan mencekam adalah ada anak kecil sudah jadi mayat. Ada pula bapak-bapak dengan posisi telentang juga sudah jadi mayat,” katanya mengisahkan.

Jenazah para korban yang mengapung di perairan ditemani pula barang-barang bawaan seperti mi instan dan beras.

“Sedih banget. Seumur-umur itu adalah penempatan yang mencekam karena kami bertemu dengan mayat dan masih harus mencari mayat yang lain,” ujar Kenssy, ibu dua orang anak ini.

Baca juga: Ada Kendaraan Patih Gadjah Mada di Nitilaku UGM 2019

Ada rasa tanggung jawab bagi Kenssy terhadap para korban yang merupakan WNI.

Sebab, dia berkewajiban menghubungi keluarga korban hingga membantu proses pemakaman jenazah.

“Kami juga harus menghubungi polisi dan otoritas setempat untuk membantu prosesnya,” kata Kenssy.

Wanita yang berulang tahun setiap 17 Agustus ini pun mengaku bahwa penugasan di Malaysia sarat hablum minannas karena sangat berhubungan dengan perlindungan warga negara

Terutama lantaran banyaknya orang Indonesia yang mengadu nasib di Malaysia. (Tsalis)

Baca juga: Abang-None dan Ondel-Ondel Kagama DKI Semarakkan Nitilaku UGM 2019