Ia menilai guru-guru di sana tak peduli dengan nasib pendidikan murid-muridnya.
Karena tak bisa merasakan pendidikan yang layak, anak-anak sekolah ini begitu gembira dengan kehadiran mahasiswa KKN yang mau mengajar mereka.
“Fasilitas sekolah di sini juga nggak memadai. Antar kelas cuma dipisahkan oleh sekat. Waktu itu sekatnya mau jatuh dan hampir menimpa anak-anak. Mereka menahan sekat yang hampir jatuh itu sambil nulis,” ujar EL dengan wajah terharu.
Ketimpangan itu tak hanya terjadi di antar daerah, tetapi antar desa.
Bila ada orang yang mengatakan bahwa Jawa sudah maju, kenyataan itu tak sepenuhnya disetujui oleh EL dan teman-teman.
Tak hanya mahasiswa KKN di luar Pulau Jawa yang merasakan ketimpangan sosial, mahasiswa yang KKN di Jawa pun ikut menjadi saksi. (Kinanthi)
Baca juga: Bambang Purwono: Mahasiswa Nomor Satu!
