Kiprah Dosen Senior Menginspirasi Perjalanan Karier Rachmad Jayadi

1980

Dikisahkan oleh Rachmad, kedua dosen yang menjadi sosok idolanya ini mengembangkan ilmu hingga lanjut usia.

“Saya pernah menjadi asisten salah satu dari mereka.”

“Bersama-sama kami mengembangkan lahan irigasi di daerah pasang surut.”

“Dalam pengembangan drainase pasang surut, sangat mengedepankan budaya, kearifan lokal, dan sosial,” kisah Rachmad.

Rachmad semakin terkesan ketika kedua dosen seniornya itu benar-benar mewujudkan komitmen UGM sebagai kampus kerakyatan.

Pembangunan berjalan baik karena berorientasi pada rakyat kecil, banyak temuan mereka yang dihibahkan untuk rakyat.

“Semua jerih payah dosen bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Ini membekas di hati saya,” tutur Rachmad.

Dua dosen ini menjadi guru bagi Rachmad.

Meskipun begitu, ia mengaku belum bisa sepenuhnya meneladani sosok gurunya itu.

Bagi Rachmad, menjadi mahasiswa tak cukup dengan kuliah saja.

Ia kemudian aktif di Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) UGM dan Senat Fakultas.

“Dulu presensi tidak diperhatikan, jadi jarang kuliah dan lebih aktif di kegiatan kemahasiswaan,” ungkap dosen yang menyelesaikan program masternya di jurusan Water Resources Engineering, Asian Institute of Technology, Thailand ini.

Walau pernah terpikir ingin menjadi dosen, setelah lulus Rachmad sempat menjajal bekerja di salah satu perusahaan di bidang konstruksi sebagai konsultan.

Namun, sepak terjangnya di pekerjaan ini tak berjalan lama.

Rachmad kemudian kembali ke UGM dan bergabung menjadi dosen.

Sampai pada puncaknya, Rachmad ditunjuk menjadi Kaprodi Teknik Sipil UGM.

Dalam perjalanan kariernya, Rachmad ingin Teknik Sipil UGM menjadi rujukan di level nasional maupun internasional, menghasilkan lulusan berkepribadian baik, serta bisa mengabdi dengan baik dengan mengedepankan profesi.