Ketika Misuh Diucapkan Lelaki dan Perempuan Jawa Timur

7268

Baca juga: Indonesia dan Tiongkok Tingkatkan Kerja Sama Investasi dan Pariwisata

Selain itu, responden juga dipilih yang memiliki rentang usia antara 15 sampai 40 tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh, ada variasi tingkat kekasaran dalam kata-kata umpatan, makian, dan hinaan.

Untuk kata-kata umpatan dari yang terkasar hingga terhalus, responden memilih: asu (anjing), jancuk, jangkrik, kampret (anak kelelawar), asem, dan jambu.

Sementara untuk kata-kata makian, yang terkasar sampai terhalus yakni: congormu (mulutmu), ndasmu (kepalamu), raimu (wajahmu), cangkemmu (mulutmu), udelmu (pusarmu), bathukmu (dahimu).

Adapun pada kata-kata hinaan, responden memakai: goblok, nggatheli (tolol), pekok (bodoh), edan (gila), nggaplek’i (menyebalkan), dan katrok (kampungan).

Baca juga: Menlu Retno Marsudi Dorong Keterlibatan Perempuan dalam Demokrasi

Agustin menyebut, laki-laki sering menggunakan kata-kata umpatan kasta terkasar, yaitu jancuk (29 persen) dan asu (21persen).

Sedangkan perempuan lebih memilih menggunakan kampret (38 persen) dan asem (34 persen).

Menariknya, ketika laki-laki cukup banyak menggunakan kata asu, tidak ada satu pun yang perempuan yang memakainya.

Hal ini membuktikan bahwa pilihan umpatan laki-laki memang lebih kasar ketimbang perempuan.

Di kategori kata-kata makian, ndasmu dan raimu menjadi favorit lelaki Jawa Timur.

Baca juga: Mimpi Penerima Beasiswa BPD DIY, Ingin Kuliah ke Belanda

Masing-masing punya presentase 28 persen.

Namun demikian, perempuan lebih sering mengucapkan bathukmu (31persen).

Adapun untuk hinaan, responden laki-laki kerap menuturkan kata goblok (28 persen) dan nggatheli (24 persen) yang konotasinya ada di level sangat kasar.

Di lain pihak, perempuan lebih condong dengan kata yang lebih halus, yaitu nggaplek’i (48 persen) dan edan (18 persen). 

Secara intensitas, ada perbedaan antara lelaki dan perempuan meskipun keduanya sama-sama tergolong kadang-kadang mengucapkannya.

Beberapa laki-laki mampu mengucapkan kata-kata misuh setidaknya lima kali dalam sehari.

Sementara itu, perempuan kurang dari lima kali sehari. (Tsalis)

Baca juga: Rimbawan Kagama Ajak Seluruh Elemen Gabung Gerakan Rimbawan dan Masyarakat Peduli Hutan (GRMPH)