Ketika Ilmu Biologi Bicara Khasanah Budaya Jawa Lewat Keris

944

Baca juga: Produk Merchandise Kafegama DIY Diluncurkan, Hasil Penjualan untuk Kegiatan Sosial

Harapan tersebut kata Suparwoto, tentunya harus didukung dengan kekuatan doa-doa.

Ada lagi keris Dhapur Liman yang memiliki ricikan hewan gajah. Suparwoto mengungkapkan, gajah melambangkan keilmuan, keberanian, dan kekuasaan seseorang.

Secara tegas ditunjukkan, Suparwoto menyebut nenek moyang telah mempelajari ilmu biologi secara lebih dalam.

Terbukti di atas ricikan gajah Dhapur Liman itu, terdapat kombinasi ricikan mikoriza dengan bunga.

Kemudian keris Dhapur Merak Manyura, yang menggambarkan raja atau permaisuri. Namun, hewan merak ini digambarkan menunduk. Artinya, meskipun berkuasa dia harus rendah hati dan sopan.

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

Sebetulnya semua keris tidak ada yang benar-benar lurus. Kata Suparwoto, keris selalu dibuat agak membungkuk sebagai nasehat bagi masyarakat Jawa untuk sopan kepada orang lain.

“Dari segi bahan, nenek moyang sudah pandai memilih kayu untuk yang bisa menghasilkan kalori tinggi. Kayu di sini berfungsi untuk menahan gelombang energi keris.”

“Lebih hebatnya, mereka punya kemampuan untuk mencampur kayu dengan logam-logam yang titik leburnya beda-beda. Ditambah lagi dengan batu meteor yang bervariasi kandungan kimianya,”pungkasnya.

Alumnus Fakultas Biologi UGM angkatan 1976 itu mengatakan, keris perlu diberi wewangian berupa kembang, agar aroma besi tidak mengganggu kenyamanan.

Menyediakan wewangian untuk keris berarti ikut melestarikan kekayaan botani.

“Empu atau nenek moyang tidak hanya paham variasi tanaman dan hewan, tetapi juga memahami sifat-sifat makhluk hidup tersebut dalam bertahan hidup secara biologis maupun sosial.”

“Mereka tak hanya mampu memahami alam, tetapi juga olah batin dan olah rasa, sehingga tercipta produk budaya berupa keris yang kaya akan filosofi dan harapan,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan