Kepribadian Mahasiswa Mampu Prediksi Capaian Akademik

193
Kepribadian juga mampu menjadi tolok ukur memprediksi keberhasilan dalam regulasi diri.(Foto: Humas UGM)
Kepribadian juga mampu menjadi tolok ukur memprediksi keberhasilan dalam regulasi diri.(Foto: Humas UGM)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dinamika pembelajaran mahasiswa tentu memiliki perbedaan cukup signifikan dibanding pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kondisi inilah yang kemudian menuntut mahasiswa agar mampu melakukan manajemen pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Hal ini karena pengelolaan pembelajaran menjadi salah satu faktor penting yang mampu menentukan capaian akademik mahasiswa.

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian akademik mahasiswa. Menurut Zimmerman (2005) faktor kemampuan kognitif atau intelegensi tidak menjamin pencapaian akademik. Ada faktor regulasi diri dan motivasi yang dapat mempengaruhi capaian akademik selain faktor ketrampilan dan kapasitas individu.

Regulasi diri dalam kontesks pembelajaran disebut sebagai Self Regulated Learning  merupakan sebuah  proses kronstruktif dan aktif dimana pembelajar atau mahasiswa menetapkan tujuan dari belajarnya.

Selain itu, mahasiswa juga melakukan pengawasan, mengelola dan mengatur kognisi, motivasi dan perilakunya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan diawal.

Regulasi diri ini menjadi mekanisme yang mampu menjelaskan adanya perbedaan dalam capaian belajar. Salain itu juga dapat dilihat sebagai alat untuk meningkatkan capaian belajar.

Keberhasilan dalam regulasi diri ini dapat diprediksi dari melihat kepribadian mahasiswa.

“Aspek kepribadian menjadi penting karena kepribadian dapat memperlihatkan kecenderungan kebiasaan-kebiasaan individu yang sangat terkait dengan pencapaian akademik,” Tulis Asina Christina Rosito dalam penelitian berjudul Kepribadian dan Self – Regulated Learning. Artikel tersebut dipublikasikan di Jurnal Fakultas Psikologi UGM, Volume 45 tahun 2018.

Ia menambahkan, kepribadian juga mampu menjadi tolok ukur memprediksi keberhasilan dalam regulasi diri. Hal ini karena kepribadian merujuk pada ‘apa-apa yang akan dilakukan’ oleh mahasiswa.