Kemendagri Dorong Mahasiswa UGM Penelitian dan KKN di Daerah Perbatasan

536

JAKARTA, KAGAMA – Puluhan Alumni Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), berkumpul dalam acara Halal bi Halal Syawalan, Jumat (14/7/2017) malam di Hotel All Seasons, Jakarta Pusat. Sejak dari angkatan 1979 hingga angkatan lulus terakhir, mereka berkumpul akrab, beramah tamah, saling berbagi pengalaman, bertukar pikiran, serta membuat perencanaan untuk membuat acara bersama untuk seluruh alumni PSdK.

Acara Halal bi Halal Syawalan alumni PSdK dipelopori oleh Tavipiyono, Ketua Ikatan Alumni Nasional Departemen PSdK yang dulu merupakan angkatan 1985 Ilmu Sosiatri. Dengan adanya acara kumpul Syawalan, harapannya, para alumni bisa turut menyukseskan penyelenggaraan peringatan Dies Natalis Departemen PSdK (dulu bernama Ilmu Sosiatri) yang berdiri sejak 1957.

“Kini, pada 2017 ini, PSdK telah berusia 60 tahun,” kata Tavipiyono yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (Lembaga di bawah Kementerian Dalam Negeri yang membidangi berbagai persoalan di perbatasan).

Khususnya kepada Departemen PSdK, Tavipiyono dan seluruh alumni berharap, para pengurus Departemen bisa mengundang para alumni yang telah memiliki pengalaman, agar bisa berbagi ilmu dan jaringan pekerjaan kepada para mahasiswa PSdK atau yang baru saja lulus. Harapannya, ilmu dan pengalaman para alumni bisa bermanfaat bagi generasi yang lebih muda.

Ajianto Dwi Nugroho (tengah) perwakilan  angkatan 1995 (Foto Fajar Nugroho/KAGAMA)
Ajianto Dwi Nugroho (tengah) perwakilan angkatan 1995 (Foto Fajar Nugroho/KAGAMA)

Sebagai Pejabat Kementerian Dalam Negeri, Tavipiyono telah berupaya memfasilitasi mahasiswa UGM agar lebih bisa mengenal persoalan di daerah terpencil di perbatasan negara. Belum lama ini, Tavipiyono telah membuat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di perbatasan untuk mahasiswa UGM, bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri tempatnya bekerja.

“Para mahasiswa UGM, khususnya mahasiswa PSdK sangat penting untuk membuat KKN, atau praktikum penelitian, atau kerja magang di perbatasan. Karena, dengan melihat persoalan di perbatasan, justru di sanalah ilmu PSdK bisa diterapkan sepenuhnya. Apalagi, membangun dari pinggir perbatasan adalah bagian dari Nawacita Presiden Jokowi,” ujarnya.

Menurut Tavipiyono, membuat program belajar untuk para mahasiswa di perbatasan sangat penting. Setidaknya, ada 9 titik perbatasan yang menjadi prioritas pembangunan Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini. Karena, sejak 23 Maret 2017 lalu, Jokowi telah meresmikan pembangunan fasilitas lengkap di berbagai titik perbatasan negara. Perbatasan terpencil di Nunukan, Sambas, Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Entikong di Sangau, Atambua, dan berbagai perbatasan lain, justru telah menjadi destinasi wisata dengan fasilitas yang lengkap dan indah.

Halal bi Halal Syawalan Alumni Departemen PSdk FISIPOL UGM dari lulus 19979 sejak masih bernama Ilmu Sosiatri hingga frash graduate (Foto Fajar Nugroho/KAGAMA)
Halal bi Halal Syawalan Alumni Departemen PSdk FISIPOL UGM dari lulus 19979 sejak masih bernama Ilmu Sosiatri hingga frash graduate (Foto Fajar Nugroho/KAGAMA)

Ide mengenai magang bekerja atau kegiatan penelitian di perbatasan  langsung disambut positif oleh Danang Arif Darmawan, S. E., M. Si., Sekretaris Departemen PSdK yang hadir dalam acara Syawalan Keluarga Alumni PSdK Jakarta. Apalagi, menurut Danang, saat ini Departemen PSdK mendorong mahasiswa untuk magang dalam proses skripsinya.

Sebagai perwakilan Departemen PSdK, Danang merasa sangat mengapresiasi pertemuan Syawalan tersebut. Karena, dalam pandangan Danang, dengan semakin sering berkumpul, niscaya akan terjadi berbagai sinergi positif antaralumni. “Apalagi, pada 28 Oktober 2017 nanti, PSdK akan membuat acara Dies Natalis ke-60 dan akan mengundang seluruh alumni. Berbagai rangkaian acara telah digulirkan untuk memeringati Dies Departemen PSdK tahun 2017 ini,” jelas Danang.

Sedangkan Ajianto Dwi Nugroho, sebagai perwakilan dari angkatan 1995 mengusulkan, pertemuan alumni PSdK perlu sering dilakukan. Harapannya, dengan semakin sering bertemu, muncul berbagai gagasan. “Ini momentum yang bisa dimanfaatkan. Barangkali perlu membuat berbagai acara sosial. Misalnya, bakti sosial bersama. Atau, mungkin kegiatan lain yang bermanfaat. Sebagaimana diusulkan kawan-kawan yang hadir,” ujar Ajianto yang sekarang menjadi pengusaha di BSD, Tangerang Selatan. [Thowaf Zuharon]