Sering terjadi, mahasiswa harus kerja praktik lebih dari satu bulan dan terbentur dengan jadwal masuk semester baru.
Departemen mengimbau mahasiswa untuk memprioritaskan kerja praktiknya.
Hal itu membuat mahasiswa yang kerja praktik akhirnya terpaksa absen kuliah.
Walaupun demikian, Departemen menyatakan status aktif bagi mereka, sehingga presensi kuliah tetap terpenuhi tanpa mengurangi durasi kerja praktik.
Lulusan Teknik Geodesi banyak bekerja di Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Badan Pertahanan Nasional (BPN), dan LAPAN.
Alumni juga menyasar di bidang konstruksi seperti Kementerian PUPR dan PT Waskita Karya.
Sisanya bekerja di bidang tambang, Bank, Kementerian Perhubungan, tenaga pengajar di berbagai universitas, atau mendirikan perusahaan sendiri yang berorientasi pada bidang keilmuannya.
Alumni tersebut sebagian besar telah mendapatkan posisi yang bagus di pekerjaannya.
“Sekarang banyak pekerjaan bagi lulusan kami, banyak tugas dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Alumni Teknik Geodesi setelah lulus, jarang ada yang menganggur,” ujar dosen yang menyelesaikan program doktornya di Universiti Teknologi Malaysia itu.
Lalu apa bedanya dengan Teknik Geodesi di kampus lain?
Menurut Prijono, secara kurikulum mungkin sama.
Tetapi, Teknik Geodesi punya keunggulan di bagian pertanahan.
Universitas lain lebih unggul di bidang hidrologinya. (Kinanthi)
