Kebetulan yang Membuat Rektor Ketujuh UGM Jadi Antropolog Terkenal di Dunia

1978

Baca juga: KAGAMA Pengcab Sleman Gelar Senam Bersama KAGAMA Beksan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

“Beberapa guru Saya adalah orang yang memiliki banyak keahlian. Saya belajar banyak hal seperti kebetulan saja. Ya, mungkin karena nasib baik saja,” ujar Jacob.

“Saya seolah terpaksa belajar banyak keahlian. Itu pada awalnya justru karena ketidaktahuan Saya,” ucapnya, merendah.

Perjalanan pendidikan Jacob dimulai ketika menamatkan sekolah di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) Poesaka Peureulak dan HIS di Langsa, Aceh, pada 1943.

Lantas, dia melanjutkan ke sekolah Kokumi Gekko dan Tyugakko di Kutaraja dan rampung pada 1949.

Setelah itu, pada 1949 dia masuk ke FK UGM setelah lulus dari SMT (Sekolah Menengah Tinggi) Kutaraja.

Baca juga: Selebritis Dinilai Efektif Sampaikan Edukasi Kesehatan Mental, Mengapa?

Lulus dari FK UGM pada 1956, dia mendapatkan gelar Drs. Med.

Pak Jacob lalu mendapatkan gelar MS dari Howard University Graduate School, Washington DC, tahun 1960; MD dari Orovifence Hospital Washington DC di tahun 1961; dan gelar Doktor Paleoanthroplogie pada 1967 dari Rijkuniversiteit the Utrecht.

Pak Jacob, yang pernah menjabat anggota MPR RI (1982-1987), meninggal dunia pada 17 Oktober 2007 pukul 17.45 WIB di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta, dalam usia 77 tahun.

Rektor UGM periode 1981-1986 ini meninggal dunia akibat komplikasi penyakit lever. (Tsalis)

Baca juga: Pentingnya Lulusan SKM Tangani Pendidikan Kesehatan di Sekolah