Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z

3791

Baca juga: Apa Saja Kegiatan yang Ingin Dilakukan Masyarakat Saat Pembatasan Sosial Berakhir?

Selain itu, menurut Iin, sebisa mungkin hindari memberi tugas yang sifatnya menghafal buat mereka.

“Tipe-tipe pengajaran yang dilakukan harus melibatkan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi,” ujar Iin.

“Mahasiswa S1 zaman sekarang suka terhadap service learning atau study case dengan menangani problem tertentu,” beber jebolan S3 University of Kentucky tersebut.

Fakta lain mengenai generasi z adalah mereka optimistis dan mampu bekerja keras karena punya keinginan untuk sukses.

Menariknya, kesuksesan itu di mata mereka bukan uang semata. Namun, lebih kepada pencarian makna melalui kegiatan bekerja.

Baca juga: Berbagai Kerja Sama yang Harus Dikuatkan Lewat Hubungan Bilateral Indonesia-AS

“Ternyata 45 persen populasi dari generasi z tidak mata duitan. Mereka betul-betul ingin bekerja dan punya arti,” ucap Iin.

Fenomena ini lantas memunculkan omongan ringan di kalangan warga Amerika yang diyakini oleh Iin ada benarnya.

Omongan itu terkait orang tua salah jika menanyakan kepada anaknya dengan pertanyaan “kalau besar nanti mau jadi apa?” Kata Iin, itu adalah pertanyaan yang salah.

“Itu sudah tidak cocok lagi untuk generasi sekarang. Kita seharusnya menanyakan ‘mau kerja di bidang apa?’,” tutur Iin.

“Atau ‘Kira-kira nanti 10 tahun ke depan kamu mau ngerjain apa sih yang kamu suka’,” jelasnya.

Baca juga: Cerita Diaspora KAGAMA tentang Penerapan Normal Baru di Perguruan Tinggi Korea Selatan