Kata Ekonom UGM Soal Pendemi Covid-19 yang Sebabkan Disrupsi Global

187

Baca juga: Indonesia Harus Prioritaskan Kebijakan Kesehatan Masyarakat untuk Minimalkan Penularan Covid-19

Masyarakat dipaksa untuk beradaptasi dengan keras. Sebab, segala aspek kehidupan berubah termasuk proses bisnis.

Menurut Rimawan, saat ini telah terjadi disrupsi global. Setiap disrupsi global, biasanya akan bermuara pada perubahan pola hidup dan budaya. Inilah yang Rimawan sebut sebagai norma baru.

Menurutnya Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM ini, masyarakat Indonesia akan masuk ke norma baru, karena seluruh dunia pun demikian.

Aktivitas baru jadi kelaziman, ada reversed engineering serta interaksi sosial dan ekonomi berubah.

“Sebagian hal yang dianggap lazim, kini dianggap tidak lazim. Bersalaman menjadi sesuatu yang dihindari atau kota Jakarta yang mendadak lebih indah setelah penduduknya melakukan karantina,” jelasnya.

Baca juga: Gandeng Dompet Dhuafa, FKG UGM Bantu APD dan Nutrisi Tim Covid-19 RSUP Dr. Sardjito

Di saat yang sama, Indonesia masih menghadapi masalah klasik, yakni aspek kelembagaan yang lemah dan perekonomian lebih banyak didukung oleh sektor informal.

Indonesia, kata Rimawan, juga masih punya masalah dengan cara berpikir masyarakat  yang tidak pernah strategis dan tidak memiliki sense of crisis.

“Secara ideal sektor informal perlu bertransformasi menjadi sektor formal. Sejak merdeka hingga sekarang tidak ada program yang fokus terhadap upaya ini,” tandasnya.

Dia menjelaskan, dalam kondisi sekarang pemerintah maupun masyarakat tidak bisa membiarkan permasalahan tersebut.

Menurutnya, cara berpikir masyarakat dan pemerintah harus berlandaskan keilmuan, serta mengambil keputusan berdasarkan data dan sains.

“Data Single Identity Number (SIN) saja kita nggak punya, tidak dipaparkan secara lengkap.”

“Problemnya, sebelum kita memiliki data yang 100 persen lengkap, maka upaya untuk melakukan interfixing dengan database lain hanya akan menguras tenaga dan waktu. Ini kontras sekali dengan negara-negara maju,” jelasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Cerita Ketua KAGAMA Bogor Raya Berguru kepada Orang-orang Berdarah Biru Semasa Kuliah