Kata Ekandari Sulistyanngsih, Canthelan adalah Sarana Penyembuhan Diri di Masa Pandemi

587

Baca juga: KAGAMA Kepri dan KAGAMA Batam Sumbang 150 Bibit Pohon untuk Kebun Raya Batam

Meskipun demikian, para penggerak tetap saling menguatkan untuk terus berbuat baik dengan ikhlas, sehingga gerakan canthelan perlahan diterima dengan baik oleh masyarakat.

Rasa kebermanfaatan tidak hanya dirasakan oleh penggerak canthelan, tetapi juga warga yang menerima bantuan.

Ekan bercerita, beberapa warga ada yang saling menukarkan bantuan sesuai kebutuhannya.

“Ada seorang ibu yang beberapa kali mengambil canthelan. Tetapi, kemudian dia menukarnya dengan beberapa bungkus mie instan yang dia terima sebagai bantuan.”

“Barangkali karena terlalu banyak dan dia butuh asupan makanan selain mie instan, jadi dia menukarnya,” tuturnya.

Baca juga: Indonesia Perlu Terus Kembangkan Bioenergi untuk Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

Ekan tak menyangka gerakan canthelan ini juga berdampak positif bagi anak.

Beberapa anak usia sekolah menirukan perilaku orang tuanya yang aktif menggerakkan canthelan, mereka bahkan mau menyisihkan uang jajannya untuk membeli sayuran.

Di saat yang sama, anak sekolah sedang diimbau untuk belajar di rumah.

Secara tidak langsung gerakan canthelan telah memaksimalkan kegiatan belajar di rumah bagi anak sekolah.

Lewat canthelan, mereka telah mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca juga: Warga KAGAMA Balikpapan Ini Melihat Peluang Usaha dari Perantau yang Kangen Rumah